Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Minggu, 09 September 2018

Komunikasi Produktif Hari ke-4


Kaidah: Intensity Of Eye Contact

Weekend kali ini terasa begitu padat agenda. Suami kegiatan di LPMP Jakarta, saya ujian level 1 Bisindo sekaligus perpisahan kelas dengan Bu Tasya, dan juga menghadiri undangan pernikahan putri dari salah satu patner kerja saya di kantor. Dari awal, suami sudah merancang teknis agenda weekend (Alhamdulillah, suami ahli dalam merancang agenda, hihihi). Rencananya saya diantar ke tempat ujian, lalu suami ke tempat kegiatan, beres ujian saya nyusul ke tempat suami untuk sama-sama pergi ke kondangan. Tak terduga, ternyata agenda ujian dan perpisahan baru selesai jam 12.00 WIB. Saya langsung pesan ojek online. Jarak dari Koalisi Seni Indonesia (tempat ujian) ke LPMP Jakarta kurang lebih 6 km. Sesampainya saya di TKP, saya di sambut dengan bapak satpam yang kurang begitu ramah. Saya kira, jarak dari pintu gerbang ke sekretariat itu dekat, ternyata perkiraan saya meleset. Dari pintu gerbang ke sekretariat kegiatan itu lumayan jauh. Kondisinya saya sedang hamil, bawa tas gendong yang lumayan berisi, lalu cuaca panas, makin membuat nalar saya pendek. Akhirnya saya memutuskan untuk duduk di lorong dan menunggu dijemput suami menggunakan motor. Singkat cerita, tibalah kami di tempat kondangan (Mesjid Pondok Indah) pukul 13.45 WIB setelah menerjang kemacetan jalan. Suami memarkirkan motor sedang saya turun duluan untuk mengecek tempat. Betapa terkejutnya saya melihat isi gedung yang sudah dirapikan 40%. Sudah tak ada lagi sepasang pengantin, tak ada lagi makanan (paling utama), tak ada orang yang saya kenal. Semakin lemas lah badan ini dan nalar semakin pendek ditambah kondisi perut yang belum terisi.
S
:
Suami
I
:
Istri

I
:
Beb, udah pada di bongkar
S
:
Loh,,,
Masih ada yang di kenal ga sama sampean?
I
:
Emh…ga ada…
Aku sholat aza dulu ya…
S
:
Ya udah, sampean sholat dulu
Beres sholat dzuhur, saya perbanyak istigfar. Cara ini ampuh untuk memperpanjang nalar saya.
I
:
Beb, udah ga ada orang yang di kenal, hayu kita makan aza, papa biant mau apa?
Mau cincau? (sambal nunjuk  tukang cincau)
S
:
Beb, itu bu een bukan?
I
:
Bukan
S
:
Itu loh yang di sana
I
:
Bukan (tetep keukeuh)
Akhirnya kami menuruni tangga untuk membeli cincau
S
:
Beb, itu bu een bukan?
I
:
Bukan
S
:
Itu loh,,,,, yang lagi duduk
I
:
Mana?
S
:
Itu,,,,,, (sambal nunjuk)
I
:
Ya Allah……iya beb, itu bu een
Lalu kami mendekati bu een dan langsung meminta maaf karena keterlambatan kemudian menyalami pengantin yang sudah ganti baju

Setelah semua urusan beres, akhirnya kami bisa menikmati es cendol dengan santai
S
:
Dari tadi kan aku bilang,,,, itu bu een…sampean bilang bukan-bukan
I
:
Emh….. maaf ya beb,,,,
Tadi aku salah lihat,
Aku lihatnya orang-orang yang pakai baju seragam warna coklat.
Aku ga ngeuh sama orang yang papa biant tunjuk itu
Maaf ya beb….
Sambil menatap mata suami dengan penuh kelembutan
S
:
Iya, beb…
Makanya kalau aku bilangin, jangan ngeyel
I
:
Hihihi, iya maaf..…
S
:
Iya beb

Alhamdulillah, menatap mata pasangan cukup ampuh untuk mencairkan suasana. Sesuai dengan pepatah mengatakan mata adalah jendela hati. Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap mata pasangan dapat mengetahui apakah dia jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.

 

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsay
#institutibuprofesional





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...