Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Selasa, 11 September 2018

Komunikasi Produktif Hari ke-6


Intonasi Suara dan Gunakan Suara Ramah

Kali ini saya berkesempatan untuk belajar mempraktikkan komunikasi produktif kepada anak. Alhamdulillah Allah memberikan pertumbuhan dan perkembangan pada Zahra dengan sangat baik. Saat ini, anak kami berusia 13 bulan. Banyak sekali tingakahnya yang lucu, menggemaskan, dan membuat diri semakin belajar sabar.

I
:
Ibu
Z
:
Zahra

I
:
Neng, ibu ke dapur dulu ya, mau bikin sarapan, neng main sendiri dulu ya..
Qadarullah, hari ini suami dinas ke luar kota dan yang “momong” sedang ada keperluan sehingga tidak masuk
Z
:
Diam, tak ada anggukan ataupun apa, dia sibuk memainkan mainannya

Saking asyiknya beraktivitas di dapur, saya tak melihat Zahra masuk ke dalam kamar. Setelah beberapa saat, saya baru sadar, ko ga ada suara ya. Lalu saya mengecek ke tempat bermainnya Zahra, di sana yang ada hanya mainan. Lalu saya mengecek ke kamar, dan ternyata….

I
:
Masya Allah……solehah…..
Lagi ngapain??? Itu baju yang udah di setrika ko di keluar-keluarin? Subhanallah…..
Saya berusaha mengendalikan diri
Beberapa saat menatap wajah polos Zahra yang ekspresinya begitu bahagia melihat bajunya ada di luar tempat semestinya.
Solehah sayang, yuk kita masukin bajunya ke lemari lagi ya…
Sini-sini ibu contohin ya…Neng lihat ya…
Z
:
Sepersekian detik dia memperhatikan lalu mencoba memasukkan bajunya
Namun belum berhasil dengan rapi
Alhasil, ibunya lah yang membereskan

Setelah makanan siap, saya dan Zahra makan. Awalnya semua sesuai harapan, Zahra duduk manis dan mau mengunyah, saya juga bisa makan dengan santai, namun beberapa menit kemudian, dia mulai ingin memainkan makanannya. Saya melarang dia dengan cara menarik piringnya, namun ternyata dia mengeluarkan jurus menolak untuk disuapi. 


I

Z
:

:
Oke, baiklah nak, jika itu yang kau mau, ini sendoknya, kamu boleh memainkannya.
Dengan cepat, Zahra mengambil sendok yang saya berikan

Dia menyendoki makanannya sendiri dan bergaya menyuapi saya. Saat dia menyuapi saya, saya pun berusaha memasukkan makanan ke mulutnya. Alhamdulillah berhasil, walupun endingnya lantai menjadi lengket karena banyak nasi yang berjatuhan. 


I

:

Gapapa sayang, nasimu berantakan, yang penting perutmu terisi
Lantai kotor biar nanti ibu yang membersihkannya lagi

Beres makan, saya memberinya minum dengan menggunakan gelas. Saat ini, dia sedang berada dalam fase ingin memegang gelasnya sendiri.
I
:
Neng, minumnya pelan-pelan ya…
Z
:
Dia berusaha minum sendiri
Baju yang baru di ganti, akhirnya basah juga…
I
:
Ya Allah….solehah…bajunya basah…
Bajunya ganti lagi ya sayang….
Z
:
Ekspresi bahagia karena berhasil minum sendiri walaupun belum sempurna

Setelah semua beres, dia tiba-tiba menyodorkan saya sepatu.

I
:
Apa sayang???
Mau dipakein sepatunya???
Neng mau ke mana???
Z
:
Dia hanya duduk dan menyerahkan kakinya untuk dipakaikan sepatu
I
:
Sini ibu pakein ya,,, pake yang kanan dulu ya sayang..
Saya memakaikan sepatu kanan
Nih…yang kanan udah beres, sekarang yang kiri ya…
Saya memakaikan sepatu kiri

Setelah itu, Zahra mengajak keluar untuk bermain.

Setiap anak memiliki gaya komunikasi yang unik, di usia anak kami, mungkin dia tidak memahami perkataan saya, tetapi dia tidak pernah salah meng-copy. Gaya komunikasi anak bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya, maka orangtualah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan  memaksa anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya. Orangtua pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau orangtua yang harus memahami anak.

 

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsay
#institutibuprofesional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...