Betul sekali apa yang di sampaikan Kak Seto terhadap buku yang berjudul How to Make a Baby, Mommy? Karya Dian Mardi S., Gita Lovusa, dkk, bahasa yang digunakan sungguh sangat mudah dimengerti, ditambah contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sempat merasa menyesal, kenapa tidak sejak awal ku memiliki buku ini 😓
Saat kubaca bagian pertama yang membahas tentang laki-laki atau perempuan, kudapati bahwa kami telah kehilangan 1 tahap dalam pendidikan seks 🤦♀. Ternyata, pendidikan seks sebenarnya dimulai dari kandungan. Kurasakan betul, saat mengandung Kakak Zahra, kami berharap anak pertama kami adalah laki-laki 🤭 namun ternyata kehendak Allah lain. Tapi kami pun tetap pasrah, apapun yang diberikan olehNya, pasti yang TERBAIK.
Alhamdulillah, Allah memberikan anak kedua kami Dede Fayy, sungguh karunia dariNya yang patut kami syukuri, karena lengkap sudah keluarga kami. Ada ayah, ada ibu, ada Kakak Zahra, dan Dede Fayy. Alhamdulillah...alhamdulillah...alhamdulillah...
Ibu Septiana mengatakan bahwa harapan terhadao jenis kelamin calon buah hati akan mempengaruhi bagaimana orangtua memperlakukan anak itu kelak. Orangtua akan memperlakukan anak sesuai dengan gender yang diharapkan semula. Misal, seorang anak perempuan yang masih dalam kandungan diharapkan orang tuanya terlahir sebagai laki-laki. Secara tak sadar, orangtua mungkin akan memperlakukan dia sebagai anak laki laki karena kurang dapat menerima kenyataan.
Astagfirullah...astagfirullah...astagfirullah...
semoga kami bisa memperbaiki diri untuk bisa menjadi orangtua yang TERBAIK.
Izinkan dan mampukan kami Ya Rabb..
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar