Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Minggu, 31 Mei 2020

Konsep "SAMA" Pada Anak Autis

Supaya ilmunya tidak hilang begitu saja, saya coba menulis ulang materi dan proses tanya jawab yang terjadi pada Hari Jumat, tanggal 29 Mei 2020 pukul 10.23 s.d. 11.26 bersama pakar autis, Dr. Joko Yuwono, M.Pd. (jokoyuwonoautis.com) Beliau adalah salah satu dosen di Universitas Sebelas Maret, Departemen Pendidikan Khusus.

Tulisan asli langsung copas dari WAG, mohon maaf jika banyak yang typo

Konsep sama, ada sesuatu yg menunjukkan ciri2 yg sama antara satu dengan yg lain. di teori Piaget pada tahapan Praoperasioanal konkrit, anak2 mulai belajar hal yg sama. Pada umumnya akan belajar dengan sendirinya. kognitif bekerja dngan cepet. proses kognitif dari asimilasi dan akomodasi berjalan dengan cepet. naah, anak autis, untuk mengenal konsep sama tdk mudah. anak2 autis belajar dominan secara visual. kombinasi visual dan auditori tdk mudah. auditori tdk mudah diproses. 

contoh kalau kita menunjukka gambar Bola....dan kita mengatakan bola, anak tdk mudah menangkap kata bola. tetapi anak yg memperhatikan gambar bola hanya smeata melihat gambarnya saja. dari sini, menunjukkan betapa sulitnya anak mengenal konsep bola, dan lama, tdk mudah.

Konsep SAMA harus diajarkan. konsep sama, anak juga tdk perlu tahu apa nama gambar tersebut karena dalam hidup kita ini, sejak usia dini hingga tua, konsep sama selalu dipakai. jadi penting bagi anak autis untuk belajar hal ini. 


πŸ‘¨ Mentor (Pak Joko)
😊 Mentee (Mba Anggi/Mas Arif/Lia/Mba Rani/Pak Tonny)

πŸ‘¨ dari mana memulai konsep sama? apakah gambar, benda, aktifitas, bunyi?
😊 gmabar dan aktifitas
πŸ‘¨ ya. aktifitas tdk mudah juga karena aktifitas langsung hilang kalau gambar masih bisa dilihat. gambar dan benda adalah awal. anak belajar melihat bahwa gambar bola itu sama dengan gambar bola (gambar sama persis)

😊 jd di awali dengan gambar dulu ya..tp kalau hanya gambar, nnati gtau fungsinya buat apa
πŸ‘¨ belajar fungsi itu terlalu jaaaauh mbak anggi
😊 ooo, jd baru penyamaan konsep bendanya dulu aja ya..saat kita sebut bola, konsep bola/gambaran bola yg di kepala kita sama kepala anak sama gt ya
πŸ‘¨ yes. anggi! harus ingat! berbagai kompleksitas masalah anak autis! ketika anak autis belajar konsep sama lalu kita kaitkan dengan fungsi....itu merupakan lompatan luar biasa. saya akan tunjukkan bahwa konsep sama itu tdk mudah bagi anak autis
πŸ‘¨ ini sama ya mbak anggi?
😊 Yes


πŸ‘¨ ini juga sama kan?
😊 yes. scara bentuk..tp warna beda
πŸ‘¨ good job! karena anggi bukan individu autism!!! anak autis....dengan Rigidnya kesulitan pada proses ini. perbedaan yg ada pada gambar membuat bingung kognitif anak autism. lain waktu sy akan kasih Prosesing Disorder anak autis

😊 apa ini yg sering di sebut sama org (awam) bgitu anak sudah nerima satu konsep, yaudah itu aja yang di pegang, gbs di belokin atau gbs dibuat fleksibel misal, klo liat lamppu merah ya berenti, mau lampu merahnya rusak ya dia akan terus berenti ga akan jalan
πŸ‘¨ yes!!! cerdas! contoh ekstrem.  orang tuanya/gurunya butuh waktu yg panjang tuk jelaskan ini.
πŸ‘¨ ini juga samakan?
😊 sama bentuknya
πŸ‘¨ ini juga samakan?😊 beda jendelanya sama lampunya..wkwkwkkw 
πŸ‘¨naah....anggi mulai melihat sama tapi ada bedanya. ini disebut dengan mengenal konsep apa hayo? Sama2 mobil
😊 udah C2, memahami, bisa membedakan
πŸ‘¨ hehehhee, iya, tapi yg sama maksud adalah konsep Sama Non Identik. jadi dalam C2 anak sdh mulai belajar sama non identik; beda diikit bentuk, warna, bunyi, dll...Klasifikasi. anak autisbtdk mudah. naaah....anak2 autis dalam kondisi ini, pikirkan kemampuan konsep sama dan meniru.....Jangan sampai kita mengajar sudah pada level C2 apalagi C3. belm lagi konsep SAMA antara gambar dan benda. kebayang tdk? memamg ada anak autis yg mudah tapi kalau ketemu yg tdk mudah, guru bener2 kerja keras mencptakan kurikulum yg unik


πŸ‘¨ ini juga samakan?

πŸ‘¨ gambar dengan aktifitas!!!!
😊 misal uang..uang aja ada brp jenisnya..beda2 warnanya..beda2 nilainya..beda2 bentuk uang logam dan kerts. buat anak reguler, belajar uang mah gampang, seminggu kelar. buat anak autis bs berbulan2
πŸ‘¨ pertanyaan....Anggi bedaainya pada apanya? πŸ˜‚
😊 warna/gambar dan angka (nominal)
πŸ‘¨ konsep sama akan otomatis belajar konsep derbeda. jika warnanya mirip2 bisa jadi warna, ukuran dst. anak2 autism tdk semudah itu

Pertanyaan Kasus

ada anak autis sdh bisa meletakkan gambar yang sama. mobil dan mobil. baju dan baju. Ketika anak diminta meletakkan gambar mobil, dimana di papan tulis ada gambar mobil dan baju anak dapat meletakkan gambar mobil yg sama.

ketika tugas kedua diminta meletakkan gambar baju anak meletakkan ke gambar mobil.

apakah anak sdh mengengenal konsep mobil?

apakah anak sdh mengenal konsep baju?

belum

yes! disinilah kita harus jelai. anak autis tdk mudah pada tahap ini mbak anggi. tetapi jika ada anak autis sdh bisa konsep sama dan tdk bernjak pada sama non identik....apalagi ditampah keampuan anak sangat rigid beraktifitas maka salah satu contoh ekstrem Anggi diatas sangat munkin. anak sdh terlanjut memliki pola perilaku. Kalau tdk sama seperri itu akan tdk terima. Marah dan atau ngamuk. Nangis2 sepanjang jalan, ngomel2 apanjang hari, dst

kebayang tdk bagaimana Guru2 di SLB yg mengajar anak autis atau C yg kondisinya sepeeti ini tetapi guru  tetap aja pakai kurikulum yg teruuuuuus menerocos tanpa jeli lihat anaknya.....

silahkan bayangkan! Kita harus bantu Guru2!!!! minggu depan belajar problem sensori pada anak autis

#kuliahonline
#belajarautis
#mengikatilmu
#part7

Sabtu, 30 Mei 2020

dr. Abdullah Fayyadh Muhana, Sp. A

πŸ‘© Yah,,, anak-anaknya pengen dijadiin apa?
πŸ‘¨ Hmmh...dokter anak yang hafal quran

Eng...ing..eng.....orang tuanya juga kudu soleh solehah dulu dan kudu siap-siap nabung biaya pendidikan dokter,,, hihihi...

Semoga Allah mengabulkan harapan kami dan mempermudah segala prosesnya. Aamiin..

#jurnalAFM2
#1y10m

Jumat, 29 Mei 2020

Anak Cakap Emosi

Supaya ilmunya tidak hilang begitu saja, saya coba menulis ulang materi yang terjadi pada Hari Kamis, tanggal 28 Mei 2020 pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB bersama founder Neuroparenting, dr. Amir Zuhdi.
Tulisan ini saya rangkum dari Voice Note dan juga catatan-catatan saat diskusi menggunakan Zoom Meeting. 


Supaya anak cakap emosi, perlu 3 hal:
  1. Bagaimana anak mengenal emosi
  2. Melatih/mengajari anak-anak untuk mengelola emosi
  3. Melatih anak meraba/merasakan emosi oranglain/berempati pada orang lain 
Kecakapan emosi anak memiliki peran yang sangat penting/strategis dalam membangun kesuksesan kehidupan anak.

Dalam kehidupan selanjutnya, anak tidak hanya perlu kecerdasan intelektual saja, namun anak perlu juga memiliki keterampilan/kecakapan di bidang emosi. Bagaimana anak mengelola emosi sendiri, bagaimana saat anak jatuh bisa segera bangun, bagaimana anak membangun ketangguhan dirinya menghadapi tekanan-tekanan,  menghasilkan karya-karya besar, bagaimana anak berinteraksi dengan yang lain, menyampaikan ide-idenya,  menyampaikan hal-hal yang tidak berkenan atau bahkan menyampaikan ide yang brilian, kemampuan anak-anak menyelesaikan persoalan suatu masalah, mana yang diselesaikan terlebih dahulu (skala prioritas).

Peran emosi ini luar biasa untuk meningkatkan kecerdasan anak yang lebih berkualitas.

Secara umum, anak membutuhkan minimal 5 kecerdasan.
  1. Kecerdasan gerak/kecerdasan kinestetik
  2. Kecerdasan emosi
  3. Kecerdasan torentif, anak mampu mengkalkulasi, menghitung (untung-rugi, resiko) dll
  4. Kecerdasan sosial
  5. Kecerdasan spiritual
Kecerdasan-kecerdasan lainnya akan mengacu pada wilayah kelima kecerdasan tersebut.

Sejak awal kehidupan anak (dalam kandungan), perkembangan emosi anak sudah dimulai. Salah satunya saat sang ibu sering mengalami kecemasan, maka anak akan mudah mengalami rasa cemas pula. Saat anak lahir, proses perkembangan emosi sangat cepat karena ada respon lingkungan, ada variasi-variasi emosi anak, ada aktivitas-aktivitas rasional anak, ada aktivitas fisik anak, termasuk adanya emosi orangtuanya sendiri.

Mengapa sejak awal perkembangan emosi anak sudah mulai? karena emosi adalah kapasitas otak. Proses emosi itu terjadi di dalam otak. 

Proses perkembangan otak itu sangat cepat sehingga membutuhkan peran pengasuhan orangtua yang paham. 

Pada faktanya, banyak orangtua yang memilih pengasuhan keterampilan kecerdasan intelektual lebih dulu. Hal tersebut sah-sah saja, asalkan emosinya sudah disiapkan dengan baik. Jika anak tantrum di usia 2-3 tahun, itu masih hal wajar karena perkembangan otaknya belum sempurna, namun jika masih tantrum di usia 5-7 tahun maka orangtua harus bersiap-siap memprioritaskan itu karena jika tidak hal itu bisa terbawa hingga usia tua. Kecerdasan emosi anak berhubungan dengan mengenali, mengelola/mengendalikan perasaan yang di alami, dan kemampuan anak bisa membaca respon orang lain (empati).
Pada kuliah online hari ini, tujuan nya adalah orangtua bisa mengetahui cara sederhana mengaktifkan 1 fasilitas/piranti otak yang berhubungan dengan emosi anak. Apa itu? namanya MIROR NEURON/Neuron cermin anak. 

Jika neuron cermin anak teraktivasi maka anak akan dengan mudah menerima pelajaran-pelajaran emosi yang diajarkan orangtuanya.


Cara mengaktifkan mirror neuron itu dengan memberikan contoh-contoh dengan kondisi yang nyaman, menyenangkan, salah satunya bisa dengan storiteling

Orangtua mengetahui  bagaimana menghadirkan pengalaman-pengalaman emosi anak yang konstruktif/positif yang secara otomatis orangtua pun harus tahu bagaimana mencegah pengalaman-pengalaman destruktif pada anak

Pengalaman konstruktif maupun destruktif pada anak tidak langsung hilang. Ketika memori jangka pendek memiliki konten emosi yang sangat besar maka akan berubah menjadi memori jangka panjang. Ini artinya yang seharusnya memori itu hilang dalam waktu 1 sampai 2 jam bisa bertahan hingga beberapa minggu, bulan, bahkan bertahun tahun. 

Pengalaman emosi bisa menjadi referensi saat berfikir untuk memilih dan mengambil keputusan. 

Esensi dari pengasuhan adalah membangun pengalaman-pengalaman emosi anak yang konstruktif/positif.

Pengasuhan yang sukses adalah saat anak-anak memiliki pengalaman emosi yang konstruktif. 

Manfaat anak memiliki pengalaman emosi yang konstruktif yaitu anak menjadi percaya diri dan harga diri anak menjadi naik sehingga saat mereka menghadapi tantangan kehidupan, dia menjadi percaya diri. Bagi dia, MASALAH ITU TIDAK ADA YANG ADA HANYALAH BAGAIMANA CARA MENYELESAIKAN MASALAH TERSEBUT. Masalah itu bukan untuk diratapi, masalah itu salah satu bagian dari proses memperbaiki kedepannya. 


Mengapa anak bisa tantrum?
Karena anak belum mengenal emosinya sendiri.


Bagaimana membenahi anak yang tantrum? 
Benahi emosi diri sendiri dulu

Emosi adalah kapasitas otak. Memperbaiki emosi=memperbaiki otak

Emosi bisa di kelola, emosi bisa diperbaiki, namun jika usia anak lebih dari 14 tahun prosesnya tidak secepat anak  yang usianya  dibawah 14 tahun.

Syarat mengenalkan emosi pada anak, yaitu orangtua harus cakap dengan emosi, misalnya orangtua harus bisa membedakan mana cemas mana takut.

Jika anak sedih, peluk anak, berikan waktu hingga mereda, baru ajak ngobrol..


Otak anak itu sangat 'gila' aktivitasnya, apalagi saat usia 0-3 tahun, cepet banget...bayangkan jika orangtua salah dalam mengasuh di usia 0-3 tahun (usahakan permainannya jangan gadget).

Takut adalah 'mbah' nya emosi. Dalam otak,  amigdala merespon ketakutan 2/3, sedangkan kesenangan hanya 1/3. Sebagai orangtua harus mampu merubah ketakutan dengan chalenge (tantangan).

Cara menghadirkan pengalaman emosi konstruktif
Membangun pengalaman emosi, anak harus dilibatkan dalam kondisi tersebut. Misal jangan dikira anak main ayunan hanya sebatas ayunan saja, jika dia bermain dengan gembira, ketawa cekakakan, itu artinya dia sedang belajar bagaimana makna "kebersamaan".  Ciptakan pengalaman-pengalaman konstruktif yang banyak.

Cara melatih emosi anak
Syarat utama, orangtua harus paham dulu 5 emosi dasar (takut, marah, sedih, jengkel, senang )

Latih anak dengan mengenali ekspresi wajah, jika wajah agak sulit, maka bisa diganti dengan warna, misal sedih dengan kelabu dan sebagainya.

Salah satu syarat supaya Mirror Neuron teraktivasi yaitu dengan melakukan kedekatan bonding/membangun bonding, bangun rasa percaya. Hati-hati dengan janji-janji pada anak, jika tidak bisa menunaikan janji, jangan malu untuk meminta maaf.

Asal anak nyaman,transmisi nilai-nilai akan mudah.

Indikator anak nyaman dengan orangtua yaitu "Anak terbuka dengan orangtua"

Marah Sehat yaitu "Mas, bunda jengkel karena ......."

Jangan reaktif tapi responsif...apa bedanya?


Namun responsif ini jangan terlalu lama, misalnya dalam hal mengambil keputusan, jangan lama lama.

Cara mengasah kecerdasan anak-anak yaitu dengan bergerak. Jangan fasilitasi anak dengan mainan yang menuntut untuk diam duduk manis.

Pengalaman emosi ini bisa didapat juga melalui bercerita. Ini yang paling enak....karena dengan storitelling membuat komponen otak yang terlibat.

Orangtua jangan malu, jika anak pertama emosinya berantakan.

Anak diatas 14 tahun sudah terbentuk mindset, inilah yang membuat agak sulit untuk merubah...

Salah satu cara membangun bonding untuk anak yang usianya diatas 17 tahun yaitu  orangtua harus memiliki kemampuan mendengar yang bukan mengevaluasi. Sering-seringlah ajak ngobrol tentang apa yang disukai anak.

Gizi/nutrisi mempengaruhi perkembangan otak.

Nutrisi tidak hanya makanan, namun bisa juga berbentuk informasi.

Coba bangun kebiasaan anak-anak untuk cemilan makanan yang bagus buat otak, misal ikan, kacang, dan sebagainya.


#kuliahonline
#belajarcakapemosi
#mengikatilmu
#part1

Rabu, 27 Mei 2020

Aktivitas Duo AFM saat Ramadhan 1441 H/2020 M

Jika menemukan uang recehan, langsung bilang, bu tayo biru mana, hahaha...udah langsung minta dimasukin celengan aza,,, kalau uangnya kertas, bu bu, lipet neh...dan saat dede fayy pengen nabung, Kakak Zahra bilang, jangan de, itu punya Kakak. Sabar ya de, nanti kita beli celengan buat dede.

Udah mulai ngerti sama kamera, kalau liat hp langsung pasang gaya kek gini

Kalau perut dah kenyang, anteng abis mandi sore, jadinya akur deh sambil nonton TV...alhamdulillah...

Niatnya pengen bikin playdough sendiri, udah googling juga, setelah ngikutin step by step, kok malah ga bisa balik ke bentuk semula ya, wkwkwkw....playdough gagal

Hmmmmhh....siang siang makan es krim jus jambu...mantap...bikin ngiler orang yang lagi puasa

Pagi hari,, ngajak main di depan rumah, padahal belum mandi. Bu Kakak mau lukisan. Ibu ambilkan peralatannya yaitu kuas, naga hijau (sebutan kakak zahra untuk tempat menyimpan cat), kertas, pewarna makanan, dan juga air. Di usianya 2 tahun 10 bulan, Kakak sudah bisa naik dan turun sendiri.





Dede Fayy sering nemenin Ayah dan Ibu sholat taraweh di kamar belakang. Kalau Kakak, lebih sering dah tidur duluan karena jarang tidur diang, jadi kalau malam udah Ka O duluan...

Beres nyuapin Kakak, ibu tinggal ke dapur buat nyuci piring. Dede Fayy kok anteng banget ya, biasanya suka ngintil ke manapun ibu pergi, pas di tengok, lagi ngabisin sisa nasi yang di wadah Kakak dengan 'cara'nya sendiri, wkwkwk...sebenernya ibu pengen banget bantu nyuapin, tapi......ibu tahan tahan....biarkanlah ibu ngepel lagi, beberes lagi, dan bersihin dede lagi tapi dede punya pengalaman makan sendiri, hihihi...lumayan c abis banyak.


Kalau pake tas, Kakak Zahra selalu bilang, Bu mau sekolah. Saat ditanya buat apa sekolah, dia jawabnya biar pinter, wkwkwkwk...ini efek sering lihat mas idho berangkat sekolah dan mamh idho selalu bilang "mas idhonya sekolah dulu ya, biar pinter"

Kalau punya balita, jangan harap lantai bisa kinclong lama, hahahaha...baru juga di pel, ada aza ulahnya yang bikin lantai cepet kotot lagi. Dan giliran di pel, rebutan sama dede.




Bu, bu,bu, Kakak mau salju. Mana ada salju di Depok Kak. Kalau dah main bedak, mereka anteng dah.

Gini neh kalau malam, rumah bagaikan kapal pecah

Kakak udah mulai punya temen perempuan buat main. Namanya teteh fahira, anaknya pak rahmat yang rumahnya paling ujung di komplek akbar.

Ini katanya lagi buat gunung. Ngambil tanah dari tanaman bunga kamboja yang lama kelamaan tanahnya habis karena sering dibuat mainan oleh Kakak Zahra dan teteh Fahira. Akhirnya ibu usul ke ayah supaya mengganti posisi tanaman tersebut.

Ini buku yang paling dede suka setelah buku "suara apa itu?", sering dilihat lihat isinya sambil mendengarkan ibu mengaji.

Deg degan saat Kakak memaksakan diri ingin berjalan dalam titian itu. Semakin dilarang keinginannya semakin menjadi. Akhirnya ibu mengalah, mengizinkan Kakak untuk berdiri dan jalan mondar mandir pada titian tersebut dengan mensugesti diri bahwa Kakak sedang belajar keseimbangan. Ibu sangat jarang bahkan lebih tepatnya tidak menggunakan kalimat "awas jatuh" untuk mengingatkan Kakak, tapi ibu lebih sering menggunakan "hati-hati ya Kak".

Ayah yang sering berkebun ditemani Kakak tercinta yang ujung-ujungnya main hujan hujanan, hahaha



Dalam imajinasinya, mereka sedang naik kuda. Sabar ya yah...semoga Ayah kuat dan tidak encok, wkwkwk

Ada ayah, semua beres. Beneran deh, tagline itu beneran ampuh. Di saat kakak Zahra ingin bermain layangan karena melihat aa kenzi dan di warung mamah afan tidak menjual layangan, akhirnya Ayah langsung turun tangan membuat layangan dari bahan bahan yang ada. Luar biasa ayah.......Kakak senang sekali meskipun layangannya tidak bisa terbang.




Terinspirasi dari postingan temen di IG, ibu berusaha membuat terowongan mobil. Alhamdulillah kakak cukup antusias, meskipun hanya beberapa menit saja, selebihnya main di luar bersama dede.


Nah...ini neh, akhirnya ibu menemukan printable 3 dimensi untuk Kakak Zahra latihan menyikat gigi. Sekarang alhamdulillah, kalau mandi udah mau sikat gigi.

Awalnya tak begitu tertarik dengan mainan balok inu, yang sering main ibunya,,, eeehh.....sekarang Kakak senang banget sama minan balok ini

Saat ditanya, Kakak lagi bikin apa? Jawabannya lagi bikin istana, atau lagi bikin rumah tayo.



Efek sering nonton babybus kayanya neh,,, wkwkw, tetiba pengen dibuatkan kacamata. Dengan tambahan kaca pembesar yang terbuat dari kertas kardus, Kakak Zahra beraksi seperti detektif 

#JurnalDuoAfM
#AFM1,2y10m
#AFM2,1y5m

Selasa, 26 Mei 2020

Ramadhan 1441 H



Hhhaayyyyyaaa.....ternyata realisasi tak seindah ekspektasi....indikator sudah dibuat dengan jelas,,, tapi ternyata realisasinya tidak bisa ditulis per hari. Kenapa? karena diawali 1 hari 'malas' menulis di kertas akhirnya ibu terlena lupa menulis hingga beberapa hari kedepan, wkwkwk kendalanya hanya 1, yaitu kesalahan tidak menulis langsung di blog. Padahal kertas sudah ditempel di dapur, hanya saja saat akan menulis, suka 'riweuh' mencari di mana pulpen, daripada nyari-nyari, mendingan ibu segera masak supaya bisa segera main bersama Kakak Zahra dan Dede Fayy. Nah ini dia awal muasal mengapa tidak bisa dicatat per hari. Ya salam.....semoga Allah memanjangkan umur kami sehingga Ramadhan tahun depan bisa memperbaiki kesalahan dan bisa beribadah lebih baik lagi. Aamiin.

Saya recall kembali target Ramadhan 1441 H ya....
Sebagai pribadi saya memiliki target bisa khatam tilawah Al-Quran minimal 1 kali. Sebagai istri saya memiliki target bisa menyiapkan/membuat makanan untuk sahur dan atau berbuka. Sebagai ibu saya memiliki target bisa lepas diapers Kakak Zahra saat malam hari dan juga membuat DIY sederhana 1 kali dalam 1 hari. Ayah? Untuk tahun ini targetnya adalah menyelesaikan tugas kuliah S2nya dengan baik.

Oke, sekarang mari kita lihat bagaimana realisasinya

Sebagai pribadi
Duh....gusti......padahal targetnya ga tinggi-tinggi amat ya, cuma pengen bisa khatam minimal 1 kali, tapi mengapa itu tidak bisa terealisasi,,,, πŸ˜“ berasa berat banget
πŸ‘©Yah, aku cuma bisa sampe juz 10
πŸ‘¨Ya bagus, daripada Ayah

Sebagai istri
Menurut beberapa orang, ini sepertinya gampang, tapi menurut saya ini adalah tantangan tersendiri. Udah ada niat untuk masak, bahan-bahan sudah siap, udah bangun lebih awal, giliran mau eksekusi,,, eh.....ada suara "eeaaa....eeaa....eaa...." Dede Fayy minta nen lagi,,, atau kalau buka mata udah hampir jam 4 pagi, tapi Dede Fayy ga mau lepas nen nya, jadinya kalau sahur lebih sering Ayah yang masak daripada ibu. Hal ini ditunjang juga Ayah yang sering begadang mengerjakan tugas kuliah, jadi sekalian masakin buat istri dan anak-anaknya tercinta. Lalu siangnya tidur, wkwkwkwk....

Kalau untuk buka puasa, lebih sering ibu yang menyiapkan. Ini kaya semacam ada aturan tidak tertulis, "sahur ayah yang masak, buka ibu yang masak". Hahahaha....Ramdhan kali ini rekor,,, 'jajan' makanan berat hanya 1 kali, yakni saat ibu tetiba ingin sate kambing dan sop kambing perawan, hihihi

Sebagai Ibu
Alhamdulillah, semenjak ramadhan, Kakak Zahra sudah tidak pakai diapers lagi setiap malam. Dari 30 hari, hanya 4 kali seprei selamat dari ompolnya, hahaha...
Yah, nanti Zahra bangunin jam 22.00 ya, soalnya terakhir pipis jam 20.00
Oke
Eh...pas jam 22.00, udah terlanjur basah bajunya

Atau kita yang kecepetan bangunin Kakak untuk pipis. Ayah dan ibu bergantian ngajak Kakak Zahra pipis ke kamar mandi saat tengah malam ya meskipun Kakak Zahra lebih sering inginnya sama ibu. Pernah suatu malam Kakak Zahra nangis di kamar mandi selama 10 menit karena pipisnya ga keluar keluar dan ibu gemes pengen Kakak pipis di kamar mandi, wkwkwk....

Kalau pipisnya ga keluar keluar, biasanya Kakak Zahra jadinya BAB. Iya....BAB nya Kakak Zahra saat ramadhan lebih sering malam hari dibandingkan siang hari.

Pernah dong, ibu mandi jam 21.30 dengan air dingin, keramas pula, karena rambut dan punggung ibu kena ompol Kakak, sedangkan saat itu ibu dan ayah belum solat isya dan tarawih,,, rasanya dingin beud.....hujan aza ccyynnn...kok ga mandi pake air hangat aza? Kelamaan, takut Dede Fayy keburu bangun dan minta nen.

Hingga sekarang, kami baru menemukan pola pipis Zahra, kalau sudah lebih dari jam 00.00, biasanya Kakak Zahra tidak pipis lagi hingga pagi. Nah....yang PR banget adalah waktu dari dia tidur malam hingga jam 00.00, tidak bisa diprediksi.

Hanya 4 kali kita bermain DIY, pertama membuat kacamata dan kedua membuat terowongan mobil, membuat layang-layang bersama ayah, membuat gigi 3 dimensi beserta sikat dan pasta gigi, selebihnya bermain spontan mengikuti mau nya Kakak Zahra. 

Nah...begitulah kira kira yang bisa didokumentasikan...semoga catatan ini bisa jadi pengingat diri untuk bisa berbuat lebih baik lagi.

Semoga Allah senantiasa memberikan kami kesehatan sehingga bisa beribadah lebih optimal lagi. Aamiin...

Sabtu, 23 Mei 2020

Disengat Tawon

Jam menunjukkan pukul 08.30 WIB, ibu sedang mencuci piring di dapur, dede bermain mondar mandir bagaikan setrikaan yang tak mengenal lelah, Kakak Zahra asyik menonton tayangan kesukaannya, sedangkan ayah masih berada di pulau mimpi.

Ibu terkejut tetiba mendengar suara jeritan dan tangisan Kakak Zahra. Segera cuci tangan dan berlari ke ruang depan, mencari barang yang jatoh, tapi tak ibu dapati kecuali Kakak Zahra yang sedang nungging. 

29 Ramadhan 1441 H bertepatan dengan 23 Mei 2020 menjadi momen pertama kalinya Kakak Zahra di sengat tawon.

Sejak kemarin sore, makhluk ini sudah ada di bagian jendela atas dalam rumah. 

πŸ‘§Bu, apa tuh?
πŸ‘©Tawon sayang

Namun pagi ini, posisi tawon berpindah tempat menjadi di gorden. Lebih rendah dan lebih gampang di pegang anak-anak

πŸ‘©Dede,,, ih...ih..ih..., 
itulah reaksi ibu saat menanggapai keingintahuan besar Dede Fayy pada makhluk tersebut.

Sungguh tak disangka, makhluk tersebut lebih memilih Kakak Zahra dibandingkan Dede Fayy untuk disengat, ini pastinya sudah takdir dariNya.
Lengan atas kiri menjadi sasaran empuk dari sengatan tawon ini. Kakak Zahra menangis sangat kencang sekali sehingga membangunkan Ayah dari tidurnya. Ibu yang panik harus berbuat apa hanya bisa memeluk Kakak Zahra, berusaha untuk menenangkan. Dede Fayy yang tetiba diam menjadi patung, bingung sedang berada dalam kondisi apa. Ayah langsung mencari informasi, bagaimana menangani sengatan tawon ini. Yang ayah lakukan yaitu:
  1. Mengoles bagian yang disengat dengan odol
  2. Memencet bagian yang disengat supaya bisanya keluar
  3. Mengolesi bagian yang disengat dengan minyak telon
  4. Mengambil bunga untuk diambil sarinya dan ditempel dibagian yang disengat (info dari ibu mertua, tapi sarinya gagal ditempelkan karena Kakak Zahra berontak dan menangis kencang)

πŸ‘§Bu, mau susu
πŸ‘©Iya sayang, ibu buatkan ya, kakak tunggu di sini sebentar ya
Susu habis, kakak pun menjadi lebih tenang dan ibu baru bisa tanya tanya pada tenaga kesehatan (bidan ghislin dan dokter dian), dan juga beberapa momies di grup pretty moms..
Sambil menunggu obat datang, ibu mengolesi bagian yang disengat dengan minyak telon (sesuai arahan di grup preetu moms). Sekitar jam 10.30, akhirnya ayah pulang membawa obat. Kakak Zahra diolesi thrombophob gel (sesuai arahan bidan ghislin) dan minum celestamine (sesuai arahan dokter dian).

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah,,,Kakak Zahra tidak mengalami demam seperti yang diceritakan beberapa momies dan tetangga. Kini Kakak Zahra sudah sumringah kembali dan bisa bermain dengan kondisi sehat wal afiat.

Terima kasih ya Allah, atas segala nikmat yang telah kau berikan kepada kami.

#jurnalAFM1
#2y10m




Jumat, 22 Mei 2020

Join Attention (JA) dan Meniru

Supaya ilmunya tidak hilang begitu saja, saya coba menulis ulang materi dan proses tanya jawab yang terjadi pada Hari Jumat, tanggal 15 Mei 2020 pukul 10.00 s.d. 12.34 bersama pakar autis, Dr. Joko Yuwono, M.Pd. (jokoyuwonoautis.com) Beliau adalah salah satu dosen di Universitas Sebelas Maret, Departemen Pendidikan Khusus.


Tulisan asli langsung copas dari WAG, mohon maaf jika banyak yang typo

aku akan memberi materi nambah2hin yg kemarin belum ful keteranganya. Tentang Interaksi sosial: Join Attention (JA) dan Meniru

JA itu dimaknai sebagai kemampuan anak untuk menjalin hubungan/keterampilan komunikasi sosial dengan orang lain, berbagi pengalaman tentang benda ataupun peristiwa. Anak autis sangat kesulitan pada bagian ini. Hubungan emosional antara guru atau Orang tua atau pengasuh dengan anak manjadi tantangan utama. JA pada bayi, usia dini, pada anak2 umum menunjukkan hubungan yg sangat hangat. Tapi pada anak autism sangat sulit. 

Orang tua bilang: Saya itu pingin banget anakku itu ngerti bahwa saya adalah orang atau benda yg bisa diajak main. pingin diakui eksistensinya sebagai ibunya. ini menunjulkan hubungan sosial emosinya anak dng ibunya tdk berjalan indah. 

Mbak Lia dangn anaknya hingga bisa bermain layang2 menunjukkan hubungan sosial yg sangat top. Dan seperrinya mudah begitu saja. tapi tidak untuk anak autis

Ada dua jenis JA
1. Responding to JA
2. Initiating JA

yg no 1 Anak sangat responsif terhadap perintah dan yg 2 IJA yg mengarang pada usia kanak2 dimana banyak menggunakan non verbal; kontak mata, isyarat, sikap, simbol dst. pada poin 2 itu seperti dipemahaman pak @Wa Pak Tonny , anak2 memiliki LAD....ntah dari mana.

lingkungan keluarga sangat penting peranya pada bagian ini. Anak2 autis yg punya masalah JA harus terus di stimulasi. Saya mwnyebutnya dengan never ending stimulation. terus2an

saya hanya ingin mengatakan bagaimana orang tua terus dan terus menstimulasi hingga anak "Klik", "Ngeh" atas kemampuan JA. ini poin penting! karena saya akan mengarah pada area selanjutnya masalah kemampuan meniru pada anak autis.

πŸ‘¨ Mentor (Pak Joko)
😊 Mentee (Mba Anggi/Mas Arif/Lia/Mba Rani/Pak Tonny)

😊saya msh belum teralu paham untk kategori ini pak (responding to JA dan Initiating JA). maksudnya dan bedainnya
πŸ‘¨ ini sebanrnya hanya simple. Responsing itu hanya kemampuan anak merespon. Karena banyak anak autis hanya bisa merespon verbal sja. Kalau yg Initiating merspon bukan verbal tetapi non verbal. Sebaiknya dua kemampuan itu ada semua. memiliki kemampuan dalam memahami komunikasi sosial swcara verbal dan non verbal. anak autis kesulitan untuk memiliki kedua2nya. 2 2 nya sebenarnya merupakan jenis perilaku sosial yg mengindikasikan secara aktif antara patner komunikasi dan obyek dalam fokus perhatian anak.

jadi, jika JA tdka muncul dimasa anak2 maka akan berpengaruh pada perkembangan selanjutjya. Jika kemampuan JA tdk berkembang baik responding dan initiating maka kemampuan meniru akan bermasalah. Meniru menjadi program utama bagi anak autis. dalam teori belajar; belajar adalah hasil dari meniru. meniru itu mwngikuti suatu tindakan yg dilihat oleh anak.

πŸ‘¨ apakah meniru perlu memahami perintah?
😊 menurut saya tidak
πŸ‘¨ Ada bebrpa pernyataan (ada benarnya)....Anak autis itu cepet meniru!

😊JA dan IJA itu jadi kaya semacam bahasa reseptif dan bahasa ekspresi ya pak?
πŸ‘¨ yes. tapi sangat awal banget. dan Mandasar! kalau yg dulu ekpresinya sudah termasuk bahasa ekspresi lisan

😊memungkin kan tidak, kalau anak hanya bisa IJA aja,,krn kan komunikasi verbal anal msh terganggu
πŸ‘¨ ekspresinya yg blm ke Verbal. ekpresi yg non verbal, basic.

Meniru tdk harus tahu bahasa. Tapi anak yg belum bisa meniru akan sangat kesulitan memahami perintah.  Pahami itu!

Banyak anak autis sangat kesulita memahami bahasa dan melakukan JA dipahaminya oelh lingkungan karena tdk mengerti bahasa. padahal bukan semata2 itu. ini smua karena anak dalan dasar JA blm ngerrti cara meniru. Bagaimna mungkin guru meminta anak untuk menulis, memerintah sesuatu, sementara anak tdk ngerti kpnsep Meniru?

Ayo angkat kaki
Tulis 5....Limaaaaaa....
buat lingkaran....
dst

Disini guru atau OT terus menjustifikasi anaknya tdk paham perintah. Bukan semata-mata itu. Lihat kemampuan mwnirunya ada tdk dulu

😊 kemampuan meniru ini tidak ada karena disfungsi otak itu kan ya?
πŸ‘¨ salah, maksud saya, Saya tdk bisa memutuskan jawaban seluruhnya ya. Kerja sel otak tdk bisa saya lihat, tetapi manifestasi responya anak, perilakunya bisa saya lihat

😊 jd liht anak bs meniru atau tidak, kemudian br lihat lagi anak bisa merespon perintah atau tidak. semisal anak bs meniru pakai sendok, tp aakah anak itu tahu perintah kalau disuruh makan pakai sendok
πŸ‘¨ Saya tanya, saya balik; kalau anak sdh bisa melakukan swsuatu atas pereintah, apakah anak pasti bisa meniru?

😊aku kok jadi berfikiran pesimis ya sama anak autis ini,,, udah mah disfungsi otak, bahasanya juga susah, masalah juga di JA dan IJA,  terus guru gimana bisa membenahi anak itu...
πŸ‘¨ disinilah masalahnya. Kalau anak itu masalah ini lengkap sepeeti itu manjadi sangat BERAT. Dan celakanya tdk tertangani hingga besar. 17 tahun misalnya

Ada satu lagi kemampuan yg dibutuhkan yg setara dengan meniru; yakni: konsep SAMA.

Coba buat gambar yang sama dengan yang ibu gambar (Ibu membuat lingkaran)

πŸ‘¨ anak bisa mengerjakan. (hasil). anak memiliki kemampuan menirukah?
😊 anak bs jd bs meniru org membuat gambar lingkaran dan kotak..tp niru saja, saat di minta/perintah bikin lingkaran dia gtau makna perintahnya..jd meniru blm tentu memahami perintah. tp klo dia tahu di perintah bikin lingkaran dan dia bikin lingkaran, braryi dia paham
πŸ‘¨ yes, anggi benar

Anak autis banyak yg belajar meniru. meniru tdk harus tahu bahasnya. Nah, kebetulan anak autis, yg sdh bisa meniru tetapi kesulitan memahami bahasa maka yg terjadi pengualnagn2 yg tdk digunakan dengan tept sesuai kontek kebuthhan sosial komunikaainya.

Kondisi ini tdk banyak dipahami oleh guru. Guru langsung main ajar saja. Sbagai contoh jika ada anak autis seperti ini dan Guru mebgajar di depan kelas; ada gambar, guru cerita...dst, Tema keluargaku dst....hadeh!

meniru itu 
1. meniru gerakan tubuh
2. meniru suara
3. meniru gerkan dngan obyek
4. atau kombinasi dari hal2 itu

Kita belum juga lihat kemampuan anak dalam memahami konsep yg sama! anak autis juga tdk mudah lhoooo mengenal konsep SAMA.

PR; Silahkan bayangkan apa yg terjadi jika seseorang anak yg blm memiliki kemampuan Meniru dan Megerti konsep SAMA.

😊meniru sama mengjafal beda berarti yaa
πŸ‘¨ hafal bagian dari meniru. hafal sj adalah meniru "kecil" dari konsep meniru.


banyak anak autis HAPAL, tapi tdk ngerti konsep meniru. Hapal hanya tertentu. Ini fatal!. maaf, guru banyak menghasilkan ini!

Dalam Pandemi Covid-19 ini Keluarga dng anak autis adalah paling berat dalam hidupnya.  terutam anak dengan kondisi yg sedang kita bicarakan. Bukan Susyah. sy lebih suka memikirkan Konsep Pembelajaran bagi Anak Autis di SLB. Mungkin judul besarnya: Kueikulumnya.

Refleksi

Join Attention adalah kemampuan anak untuk menjalin hubungan/keterampilan komunikasi sosial dengan orang lain. 

Ada 2 jenis JA yaitu 
1. Responding to JA (kemampuan anak merespon dengan verbal)
2. Initiating to JA (kemampuan anak merespon dengan non verbal)

Anak autis yang mengalami masalah dalam JA harus selalui diberikan stimulasi hingga anak "ngeuh" dengan kemampuan JA ini.

Meniru
Anak autis banyak yang belajar meniru (meniru tidak harus paham bahasa).  
Jika anak autis mampu meniru namun sulit memahami bahasa maka yang terjadi hanyal pengulangan-pengulangan tanpa makna/tidak sesuai dengan kkebutuhan sosial komunikasi

Anak autis mengalami kesulitan juga mengebal konsep SAMA.

#kuliahonline
#belajarautis
#mengikatilmu
#part6

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...