Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Jumat, 22 Mei 2020

Join Attention (JA) dan Meniru

Supaya ilmunya tidak hilang begitu saja, saya coba menulis ulang materi dan proses tanya jawab yang terjadi pada Hari Jumat, tanggal 15 Mei 2020 pukul 10.00 s.d. 12.34 bersama pakar autis, Dr. Joko Yuwono, M.Pd. (jokoyuwonoautis.com) Beliau adalah salah satu dosen di Universitas Sebelas Maret, Departemen Pendidikan Khusus.


Tulisan asli langsung copas dari WAG, mohon maaf jika banyak yang typo

aku akan memberi materi nambah2hin yg kemarin belum ful keteranganya. Tentang Interaksi sosial: Join Attention (JA) dan Meniru

JA itu dimaknai sebagai kemampuan anak untuk menjalin hubungan/keterampilan komunikasi sosial dengan orang lain, berbagi pengalaman tentang benda ataupun peristiwa. Anak autis sangat kesulitan pada bagian ini. Hubungan emosional antara guru atau Orang tua atau pengasuh dengan anak manjadi tantangan utama. JA pada bayi, usia dini, pada anak2 umum menunjukkan hubungan yg sangat hangat. Tapi pada anak autism sangat sulit. 

Orang tua bilang: Saya itu pingin banget anakku itu ngerti bahwa saya adalah orang atau benda yg bisa diajak main. pingin diakui eksistensinya sebagai ibunya. ini menunjulkan hubungan sosial emosinya anak dng ibunya tdk berjalan indah. 

Mbak Lia dangn anaknya hingga bisa bermain layang2 menunjukkan hubungan sosial yg sangat top. Dan seperrinya mudah begitu saja. tapi tidak untuk anak autis

Ada dua jenis JA
1. Responding to JA
2. Initiating JA

yg no 1 Anak sangat responsif terhadap perintah dan yg 2 IJA yg mengarang pada usia kanak2 dimana banyak menggunakan non verbal; kontak mata, isyarat, sikap, simbol dst. pada poin 2 itu seperti dipemahaman pak @Wa Pak Tonny , anak2 memiliki LAD....ntah dari mana.

lingkungan keluarga sangat penting peranya pada bagian ini. Anak2 autis yg punya masalah JA harus terus di stimulasi. Saya mwnyebutnya dengan never ending stimulation. terus2an

saya hanya ingin mengatakan bagaimana orang tua terus dan terus menstimulasi hingga anak "Klik", "Ngeh" atas kemampuan JA. ini poin penting! karena saya akan mengarah pada area selanjutnya masalah kemampuan meniru pada anak autis.

πŸ‘¨ Mentor (Pak Joko)
😊 Mentee (Mba Anggi/Mas Arif/Lia/Mba Rani/Pak Tonny)

😊saya msh belum teralu paham untk kategori ini pak (responding to JA dan Initiating JA). maksudnya dan bedainnya
πŸ‘¨ ini sebanrnya hanya simple. Responsing itu hanya kemampuan anak merespon. Karena banyak anak autis hanya bisa merespon verbal sja. Kalau yg Initiating merspon bukan verbal tetapi non verbal. Sebaiknya dua kemampuan itu ada semua. memiliki kemampuan dalam memahami komunikasi sosial swcara verbal dan non verbal. anak autis kesulitan untuk memiliki kedua2nya. 2 2 nya sebenarnya merupakan jenis perilaku sosial yg mengindikasikan secara aktif antara patner komunikasi dan obyek dalam fokus perhatian anak.

jadi, jika JA tdka muncul dimasa anak2 maka akan berpengaruh pada perkembangan selanjutjya. Jika kemampuan JA tdk berkembang baik responding dan initiating maka kemampuan meniru akan bermasalah. Meniru menjadi program utama bagi anak autis. dalam teori belajar; belajar adalah hasil dari meniru. meniru itu mwngikuti suatu tindakan yg dilihat oleh anak.

πŸ‘¨ apakah meniru perlu memahami perintah?
😊 menurut saya tidak
πŸ‘¨ Ada bebrpa pernyataan (ada benarnya)....Anak autis itu cepet meniru!

😊JA dan IJA itu jadi kaya semacam bahasa reseptif dan bahasa ekspresi ya pak?
πŸ‘¨ yes. tapi sangat awal banget. dan Mandasar! kalau yg dulu ekpresinya sudah termasuk bahasa ekspresi lisan

😊memungkin kan tidak, kalau anak hanya bisa IJA aja,,krn kan komunikasi verbal anal msh terganggu
πŸ‘¨ ekspresinya yg blm ke Verbal. ekpresi yg non verbal, basic.

Meniru tdk harus tahu bahasa. Tapi anak yg belum bisa meniru akan sangat kesulitan memahami perintah.  Pahami itu!

Banyak anak autis sangat kesulita memahami bahasa dan melakukan JA dipahaminya oelh lingkungan karena tdk mengerti bahasa. padahal bukan semata2 itu. ini smua karena anak dalan dasar JA blm ngerrti cara meniru. Bagaimna mungkin guru meminta anak untuk menulis, memerintah sesuatu, sementara anak tdk ngerti kpnsep Meniru?

Ayo angkat kaki
Tulis 5....Limaaaaaa....
buat lingkaran....
dst

Disini guru atau OT terus menjustifikasi anaknya tdk paham perintah. Bukan semata-mata itu. Lihat kemampuan mwnirunya ada tdk dulu

😊 kemampuan meniru ini tidak ada karena disfungsi otak itu kan ya?
πŸ‘¨ salah, maksud saya, Saya tdk bisa memutuskan jawaban seluruhnya ya. Kerja sel otak tdk bisa saya lihat, tetapi manifestasi responya anak, perilakunya bisa saya lihat

😊 jd liht anak bs meniru atau tidak, kemudian br lihat lagi anak bisa merespon perintah atau tidak. semisal anak bs meniru pakai sendok, tp aakah anak itu tahu perintah kalau disuruh makan pakai sendok
πŸ‘¨ Saya tanya, saya balik; kalau anak sdh bisa melakukan swsuatu atas pereintah, apakah anak pasti bisa meniru?

😊aku kok jadi berfikiran pesimis ya sama anak autis ini,,, udah mah disfungsi otak, bahasanya juga susah, masalah juga di JA dan IJA,  terus guru gimana bisa membenahi anak itu...
πŸ‘¨ disinilah masalahnya. Kalau anak itu masalah ini lengkap sepeeti itu manjadi sangat BERAT. Dan celakanya tdk tertangani hingga besar. 17 tahun misalnya

Ada satu lagi kemampuan yg dibutuhkan yg setara dengan meniru; yakni: konsep SAMA.

Coba buat gambar yang sama dengan yang ibu gambar (Ibu membuat lingkaran)

πŸ‘¨ anak bisa mengerjakan. (hasil). anak memiliki kemampuan menirukah?
😊 anak bs jd bs meniru org membuat gambar lingkaran dan kotak..tp niru saja, saat di minta/perintah bikin lingkaran dia gtau makna perintahnya..jd meniru blm tentu memahami perintah. tp klo dia tahu di perintah bikin lingkaran dan dia bikin lingkaran, braryi dia paham
πŸ‘¨ yes, anggi benar

Anak autis banyak yg belajar meniru. meniru tdk harus tahu bahasnya. Nah, kebetulan anak autis, yg sdh bisa meniru tetapi kesulitan memahami bahasa maka yg terjadi pengualnagn2 yg tdk digunakan dengan tept sesuai kontek kebuthhan sosial komunikaainya.

Kondisi ini tdk banyak dipahami oleh guru. Guru langsung main ajar saja. Sbagai contoh jika ada anak autis seperti ini dan Guru mebgajar di depan kelas; ada gambar, guru cerita...dst, Tema keluargaku dst....hadeh!

meniru itu 
1. meniru gerakan tubuh
2. meniru suara
3. meniru gerkan dngan obyek
4. atau kombinasi dari hal2 itu

Kita belum juga lihat kemampuan anak dalam memahami konsep yg sama! anak autis juga tdk mudah lhoooo mengenal konsep SAMA.

PR; Silahkan bayangkan apa yg terjadi jika seseorang anak yg blm memiliki kemampuan Meniru dan Megerti konsep SAMA.

😊meniru sama mengjafal beda berarti yaa
πŸ‘¨ hafal bagian dari meniru. hafal sj adalah meniru "kecil" dari konsep meniru.


banyak anak autis HAPAL, tapi tdk ngerti konsep meniru. Hapal hanya tertentu. Ini fatal!. maaf, guru banyak menghasilkan ini!

Dalam Pandemi Covid-19 ini Keluarga dng anak autis adalah paling berat dalam hidupnya.  terutam anak dengan kondisi yg sedang kita bicarakan. Bukan Susyah. sy lebih suka memikirkan Konsep Pembelajaran bagi Anak Autis di SLB. Mungkin judul besarnya: Kueikulumnya.

Refleksi

Join Attention adalah kemampuan anak untuk menjalin hubungan/keterampilan komunikasi sosial dengan orang lain. 

Ada 2 jenis JA yaitu 
1. Responding to JA (kemampuan anak merespon dengan verbal)
2. Initiating to JA (kemampuan anak merespon dengan non verbal)

Anak autis yang mengalami masalah dalam JA harus selalui diberikan stimulasi hingga anak "ngeuh" dengan kemampuan JA ini.

Meniru
Anak autis banyak yang belajar meniru (meniru tidak harus paham bahasa).  
Jika anak autis mampu meniru namun sulit memahami bahasa maka yang terjadi hanyal pengulangan-pengulangan tanpa makna/tidak sesuai dengan kkebutuhan sosial komunikasi

Anak autis mengalami kesulitan juga mengebal konsep SAMA.

#kuliahonline
#belajarautis
#mengikatilmu
#part6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...