Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Senin, 27 Juli 2020

Belajar Kata

Memiliki anak laki-laki memang beda dengan anak perempuan. Alhamdulillah, ibu bisa merasakan langsung bagaimana perbedaannya, terutama dalam hal bahasa. 

Usia yang sama namun kemampuan bahasa yang dimiliki ternyata berbeda. Untungnya ibu pernah ikut kajian dr. Aisah Dahlan yang membahas tentang otak laki-laki dengan perempuan, sehingga cukup tenang menghadapi perkembangan bahasa Dede Fayy saat ini. 

Ya,,, cuma merasa gimana gitu,,, ketika di ajarin untuk bilang ibu, yang keluar malah ayah, ayah, dan ayah, padahal kan yang mengandung 9 bulan itu ibu,,, yang merasakan nikmatnya proses mengeluarkan dari perut itu ibu,,, wkwkwkwk...


Tapi yang jelas, Ibu dan Ayah bersykur atas kehadiranmu sayang...
Masya Allah Tabarakallahu
Semoga kelak Engkau tumbuh dengan mengenal siapa Rabbmu..
Aaminn

#AFM2
#1y6m

Aliran Rasa Mengikuti Kelas Bunda Cekatan IIP Batch 1


Tuliskan, gambarkan dan sampaikan apa yang membuat bahagia selama berada di kelas bunda cekatan?

Bahagia karena berada dalam 1 lingkaran bersama emak-emak yang memiliki frekuensi sama yakni belajar, belajar, belajar untuk menjadi bunda yang cekatan dan saling menyemangati untuk memperbaiki diri.

Di Kelas Bunda Cekatan, saya belajar bagaimana belajar, merasakan bagaimana sesungguhnya merdeka belajar dan belajar merdeka. Belajar jampi-jampi "Menarik Tapi Tidak Tertarik" saat memasuki hutan ilmu kini berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari saat melihat barang-barang berlabel diskon namun belum merasa urgent. Selalu penasaran dengan tantangan selanjutnya. Tugas yang membuat diri ini merasa lebih mengerti tentang potensi yang dimiliki.

Mengapa tetap bertahan hingga akhir tahapan kupu-kupu?

Tugas yang diberikan itu bener bener buat saya berpikir dan belajar memahami diri. Kalau dah deket deadline pengumpulan tugas, tapi ternyata tugasnya belum kelar, bikin tidur ga nyenyak, wkwkwk. 

Keinginan untuk mundur itu justru saya rasakan saat berada di tahap kupu-kupu, tahap terakhir dari kelas bunda cekatan. Kala itu saya merasa terseret seret dengan banyaknya deadline dari tempat kerja. Qadarullah saya diamanahi sebagai koordinator pokja kemandirian. Selain itu, saya merangkap jabatan sebagai pengurus HIMA IP Depok dan Tim Manajer Operasional IP Pusat. Saya merasa 24 jam sangat kurang. Pulang kantor, anak-anak sudah menanti untuk diajak bermain, malam hari fisik sudah lelah dan inginnya tidur. Ya Allah....merasa berat untuk melangkah.

Kelas bunda cekatan adalah tahap yang saya lewati setelah mengikuti 1 tahun dikelas bunda sayang dan 3 bulan di matrikulasi. Sungguh disayangkan jika harus berhenti di tengah jalan. Akhirnya saya memilih untuk meneruskan hingga akhir.

Apa yang sudah baik dan menjadi semakin baik selama mengikuti kelas bunda cekatan?

Menyadari bahwa saya berperan sebagai istri, ibu, dan pribadi yang juga layak bahagia. Tidak harus mengorbankan diri demi kebahagiaan suami dan anak. Saya pun berhak bahagia. 

Menyadari bahwa belajar adalah kebutuhan diri dan manfaatnya akan dirasakan oleh diri sendiri. Nilai sebagai efek samping dari keseriusan dalam belajar dan bukan sebagai target utama.

Saya belajar bagaimana belajar dan berani mengakui kesalahan dengan konsep False Celebration. 

it's okay to make mistakes as long as you learn from them

Saya membuat mind map A namun terealisasi B. Meskipun tidak linear, saya menjadi sadar bahwa yang dibutuhkan sekarang dan urgent adalah Manajemen Emosi yang ternyata sangat diperlukan dalam proses pengasuhan. Sempat merasa menyesal, kenapa dulu saya tidak masuk ke keluarga manajemen emosi, wkwkwk, tapi ya sudahlah, penyesalan tidak akan mengubah keadaan.

Saya akhirnya mengikuti Neuroparenting yang digagas oleh dr. Amir Zuhdi meskipun berbayar, saya tetap lakoni karena merasa butuh ilmunya.

Saat ini, Alhamdulillah, saya semakin rutin membacakan buku untuk anak-anak sebelum tidur dengan cerita sesuai teks atau mengarang sendiri. 

"Bu, baca buku" adalah hadiah terindah yang saya dapatkan dari Kakak Zahra.

Terima kasih Kakak Zahra dan Dede Fayy sudah menginspirasi ibu untuk terus belajar

Terima kasih Mas Didik Biantoro yang selalu memberikan dukungan tiada henti, selalu bantu pasang twibon, bikinin video, nge-syuting, dan bantuan-bantuan lainnya yang sungguh luar biasa.  Terima kasih sudah mensupport istrinya untuk selalu belajar, belajar, dan belajar.

I Love You


Selebrasi Bunda Cekatan HIMA IP Depok


#aliranrasabuncek1
#selebrasibuncek1

Selasa, 07 Juli 2020

Jurnal Kupu-Kupu Minggu Ke-7: Rayakan Kemajuan

Pekan ini sungguh banyak menguras tenaga, waktu, dan juga fikiran. Peran sebagai koordinator pokja dengan deadline kantor yang harus segera dituntaskan untuk mempersiapan keseluruhan kebutuhan A-Z sungguh uwow....Alhamdulillah semua dapat berjalan atas bantuan dariNya. Terima kasih ya Allah.

Saat diri merasa belum ada kemajuan apapun dan merasa ingin menyerah, tetiba ada teman yang berbagi sesuatu yang telah ia baca.

"Terkadang kamu hanya perlu menghargai keberadaanmu sendiri. Kamu telah berjalan sejauh ini dan sekarang kamu masih meraba, belajar, dan berkembang. Jadi berikan penghargaan dan banggalah terhadap dirimu sendiri. BANGGALAH!!! "
(The Philosophy of crayon)

Ya Allah.....sesaat membaca ini berasa ngademin beud.....iya,,, yang saya butuhkan saat ini adalah bangga terhadap diri sendiri dan juga bersyukur telah berjalan sejauh ini. Meskipun jalan yang dilalui tidak mulus. 

Terima kasih teteh mentor yang selalu menyapaku lebih dulu,,,

Setelah mengikuti salah satu akun pendongeng di IG (@kak_ojan), saya sebenernya  tercengang juga dengan statmen TERJEBAK

kalau kamu baru mulai belajar mendongeng tapi minat terbesarmu hanya pada mengubah suara, mainin boneka, meniru bunyi, ice breaking yang seru, gimmick lucu, FIX kamu terjebak. kamu terjebak sibuk pada 'aksesoris' padahal belum mempelajari dan tidak menguasai kemampuan dasar mendongeng yaitu mendongeng itu sendiri.

Balik ke tujuan sendiri, berkaca kembali, iya ya,,, saya terlalu sibuk dengan aksesoris. Terus teringat dengan pesan Bu Septi, BAHAGIA atau SUKSES dulu? saya lebih memilih BAHAGIA terlebih dahulu. Jadi selama sepekan ini, saya lebih sering READ ALOUD menjelang anak-anak tidur. Pernah suatu malam Kakak Zahra minta lagi, lagi, dan lagi dibacakan buku hingga buku di rak pun habis.

👩Kak, ini udah malam, waktunya istirahat, tuh udah jam 22.30, Kakak dan Dede istirahat ya.
👧enggak, mau baca buku lagi

Namun ibu tidak turuti karena sudah terlalu malam. Akhirnya mereka tidur juga. Alhamdulillah.

Ini adalah salah satu keberhasilan yang kami capai. Anak-anak mulai bisa menjawab "Siapa yang menciptakan matahari?", "Siapa yang menciptakan bunga?" dan sebagainya. Oia satu lagi, anak-anak suka dengan takbir. Alhamdulillah...Masya Allah Tabarakallahu
Salah satu buku yang biasa saya bacakan yaitu buku yang berjudul "Yang Maha Menciptakan" karya Canun Kamil & Fufu Elmart dan juga buku yang berjudul "Aku Bisa Wudhu dan Shalat" dari Halo Balita.

Mengikuti mentorship itu rasanya nano-nano, tujuan A realisasi jadinya B. Alhamdulillah, berproses menjadi lebih baik dan tetap semangat belajar.

#jurnalke7
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...