Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Jumat, 16 September 2016

Belajar Toleransi, Qanaah dan Bersyukur Dari Masyarakat Kabupaten Ngada

Perjalanan kali ini adalah yang kesekian kali aku banyak mendapatkan pelajaran berharga dalam hidup. Dimulai saat meninggalkan kontrakan jam 11 malam, dan harus meninggalkan istri tercinta. Melaksanakan tugas negara untuk memantau seleksi Guru Garis Depan (GGD) di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur.
Sambutan yang hangat dari sekolah tempat pelaksanaan dan juga masyarakat membuat aku merasa seperti di rumah sendiri. Dari mereka juga aku banyak belajar, dari mereka juga aku menemukan indahnya perdamaian. Ketika tes untuk seleksi GGD selesai, akupun banyak berbincang-bincang dengan Kepala Sekolah dan juga pegawai LPMP yang datang. Cerita-cerita dari kepala SMK Sanjaya Bajawa menambah keingintahuanku mengenai kehidupan masyarakat Ngada.
Cerita pertama diawali dari keadaan geografis Kabupaten Ngada. Dimana setiap daerah/kecamatan disini memiliki perbedaan dalam hal hasil pangan. Ada yang pertanian padi jagung ketela, ada daerah yang menghasilkan kopi, ada juga daerah yang masyarakatnya menjadi nelayan. Tanah nan subur disini membuat semua bisa tumbuh, bahkan kata Pak Rema selaku kepala sekolah, hanya orang malas saja disini yang tak bisa memanfaatkan kesuburan tanah.
Beliau juga bercerita tentang kearifan masyarakat Ngada yang sangat percaya hukum alam. Mereka percaya bahwa jika kau mengambil hak/milik orang lain maka akan menerima akibat yang lebih buruk. Beliau bilang, jika kita menaruh singkong atau apapun di pinggir jalan, dalam berminggu-minggu tak akan hilang. Mungkin hal sepele, namun bagiku ini adalah luar biasa. Bagaimana mereka membangun sebuah kepercayaan yang turun-temurun, bagaimana mereka menerapkan pendidikan karakter yang mungkin mulai memudar di kalangan masayarakat pada umumnya. Ini adalah sebuah pembelajaran terutama aku yang bekerja di pemerintahan, belajar qanaah atau menerima apa yang diberikan Allah. Tidak mengambil hak orang lain yang mungkin teman-teman tahu semua yaitu korupsi. Qanaah adalah kunci utama dalam mengemban amanah dan tanggung jawab.
Disisi lain, ketika aku coba berkeliling di Bajawa. Kutemukan hal yang menakjubkan bagiku. Sebuah masjid bersanding dengan sebuah gereja. Masyarakat yang hidup rukun, berdampingan dan penuh toleransi. Tak memandang apa agamamu, apa sukumu, namun kita adalah sama, satu Indonesia. Begitupun saat aku akan makan bersama Kepala Sekolah dan pegawai LPMP. Dalam hal makan pun mereka memilih, iya memilih, memilih tempat makan yang halal. Jika mereka mau, mereka bisa mengajak ke restoran, disana daging babi sudah biasa dimakan. Namun yang dikatakan adalah kita cari tempat makan yang halal, agar aku bisa makan. Sungguh indah sekali persaudaraan ini, saling menghargai dan penuh toleransi.
Sebagai penutup tulisan ini, aku ingin memberikan sebuah gambaran. Bagaimana jauhnya setiap daerah disini. Untuk berjalan ke daerah lain harus selalu melawati hutan. Jika di Jakarta untuk mendapatkan sesuatu tinggal telpon atau beli di supermarket terdekat. Namun disini, mereka tak ada supermarket, travel pun menjadi alternatif untuk menempuh perjalanan jauh ke setiap daerah. Namun mereka selalu senang dan bangga menjadi masyarakat Ngada. Bangga membangun daerahnya dan bangga menjadi Warga Negara Indonesia. Disinilah letak bersyukurku, aku yang ditempatkan di kota, apapun ada disana. Tak perlu jauh untuk medapatkan apa yang diinginkan dan semua sudah ada. Mereka bisa bahagia dengan apa yang ada, akupun ingin lebih bersyukur dan bahagia dengan apa yang aku punya. Kebahagaiaanku adalah karena rasa syukurku.
Terima kasih atas perjalanan ini, perjalanan yang insyaAllah semakin menambah imanku. Perjalanan yang membuat aku ingin selalu mencintai apa yang aku punya. Perjalanan yang mebuat aku untuk belajar, belajar bertoleransi, qanaah dan bersyukur atas nikmat Allah Azza Wajalla.

Ditulis dalam perenungan di sebuah kamar kecil di Kabupaten Ngada

Jumat, 16 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...