Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Selasa, 20 September 2016

Warteg Cinta


Sejak pertama mengenalmu kita tak sering berjumpa, bertegur sapa pun hanya via bbm saja, namun cerita tentangmu selalu ada. Berbagai macam alasan kucari untuk bertemu denganmu. Mulai mengantar susu hingga kelebihan buah dalam kulkasku.
Namun hari itu terasa istimewa, hari dimana kita punya waktu berdua. Bisa bersenda gurau, berbagi cerita dan tertawa bersama. “Aku mau kesana teh, pyan dimana?” kataku lewat bbm. “Aku masih di kantor mas, kapan kesini?” jawabmu. Akupun menjawab “insyaAllah habis magrib, nanti ke kost atau aku ke kantor pyan?”, “ke kantor saja ya mas” katamu, “ok deh aku jemput yak” jawaban penutupku yang membuat aku berdebar-debar.
Tibalah saatnya aku pulang kantor, dan setelah sholat magrib, aku pun bergegas menuju kantormu. Saat itu, aku tak merasa apa-apa, hanya berdebar-debar saja. Setibanya di kantormu pun aku berusaha rileks, namun apa daya, jantung ini tetap berdebar-debar. “Mau tak bonceng?” kataku, dan kamu pun mengiyakan sambil menganggukkan kepala. “kita makan dulu gimana?” ajakku padamu . “Makan dimana?” katamu, “ya aku nggak tahu, kan pyan yang kost disini hehehe” jawabku sambil nyengir. “Di warung deket kost aja ya?” katamu memberi solusi.
Malam itu pun kita makan berdua, namun tak ada perasaan apa-apa, hanya sahabat, yaaa...hanya sahabat. “kalau begini kita kayak orang pacaran ya?” katamu membuka obrolan. “iya nih, romantis banget ya, makan berdua di warteg hahaha” kita tertawa berdua. Entah apa yang ada dalam benakmu saat itu, aku berusaha menyembunyikan perasaanku, dan aku yakin seyakin-yakinnya bahwa kau tak akan mengerti itu. Karena kutahu bahwa akan sangat sulit berbicara tentang cinta denganmu. Bagiku dekat denganmu, makan berdua denganmu sebagai sahabatku adalah hal terindah dalam hidupku. Makan pun selesai dan kau pun kuantar ke kost.
Kini waktu itu sudah berlalu, namun warteg disitu tetap berdiri tegak. Tetap melayani pelanggan-pelanggannya, dari anak kecil sampai orang tua, dari pekerja sampai ibu rumah tangga. Warteg tempat kita pertama makan berdua, warteg kenangan terindah dalam kehidupan kita. “WARTEG CINTA”.
Sudah sering kita kesana, baik berdua maupun dengan teman kita. Namun kita tak pernah merasa bosan untuk makan disana. Hari minggu lalu kita coba bernostalgia. Mencoba mengulang memori indah saat pertama kita duduk berdua, makan dan bercerita. “Hari ini nggak usah masak ya, kita makan di luar sebelum nonton bioskop” kataku sambil melepas lelah karena perjalanan dari Ngada. Senyummu pun mengembang saat aku bilang begitu. “Makan dimana?” katamu sambil tersenyum. “Ke warteg cinta gimana? Hehe” jawabku, dan kamupun mengiyakan. Kita berangkat menuju warteg cinta, warteg kenangan buat kita.
“Mas mau makan apa?” tanyamu padaku, “eemmm, ayam goreng, kikil, sama sayur kecambah tuh, biar kuat hahaha” kataku sambil tertawa dan diikuti tertawamu, seolah mengerti apa yang aku maksudkan. Lalu kamupun memesan capcay ditambah tempe goreng. “Kok cuma itu?” kataku terheran karena yang kau pesan, “nggak papa, aku ini saja” jawabmu. Kita pun makan, sambil mencoba mengingat-ingat waktu dulu, kenapa kita makan berdua disini. Sambil bercerita masa-masa saat kita dekat, bercerita modus-modusku untuk menemuimu dan sebagainya.
My sweety, dalam setiap ketidakpekaanmu dulu, tersembunyi rasa penasaran begitu besar tentang pearasaanmu.  Aku bangga dan bahagia, mengenalmu dari ketidakpekaan. Mengenalmu sebagai sahabat yang mengetahui semua tentangku. Jika waktu itu kamu peka dan tahu perasaanku, mungkin kita sekarang tidak akan seperti ini, menjadi sepasang cinta yang abadi sebagai suami istri. Terima kasih atas kebaikanmu menerima pinanganku, terima kasih karena kau selalu berusaha menjadi istri terbaik buat aku. Warteg cinta menjadi saksi bisu kisah cinta kita berdua. Kisah sepasang kekasih yang berawal dari persahabatan dan dibumbui dengan cinta. Semoga kamu tak lelah untuk selalu menjadi pendamping suamimu yang penuh dengan kegejean ini. Dan kita akan bersama menciptakan kenangan-kenangan terindah dalam hidup kita di dunia sampai nanti di surga. Amiin


Jakarta, 20 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...