Alhamdulillah,,, segala puji hanya Allah yang telah memberikan nikmat kepada kami hingga detik ini.
Ini adalah salah satu momen yang sudah kami rencanakan sejak dulu namun baru bisa terealisasi akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, jika kami pulang dari menjemput rejeki, Kakak Zahra lebih memilih ikut ke Mamah Idho dan pulang ba'da Isya. Pulang-pulang biasanya kondisinya sudah tidur atau ngantuk berat sehingga program yang direncanakan ambyar. Dulu masih bisa dijemput ba'da magrib oleh Ayah, lama-kelamaan mundur jadi ba'da Isya, dan yang paling akhir, Kakak Zahra menolak saat jemput oleh Ayah, dia maunya diantar pulang oleh Mamah Idho. Makjleb deh...
Nah...disitu Ibu evaluasi diri, sepertinya ada sesuatu yang salah dan harus diperbaiki. Ngobrol lah sama Ayah.
π© Yah, kayanya ada yang perlu diperbaiki deh
π¨ Maksudnya?
π¨ Maksudnya?
π© Coba deh, kayanya selama ini Zahra jadi jarang baca buku sebelum tidur. Baru main 30 menit sama kita, eh...anaknya dah ngantuk, atau kalau nyampe ke rumah dia tidur. Kalau adiknya kan hampir tiap malam pasti baca buku. Enaknya gimana ya?
π¨ Ya udah bilang aza ke Mamah Idho untuk anterin Zahra sebelum dia ngantuk
π© Kalau Zahranya ga mau gimana? di sana kan banyak temen-temennya, kalau dia nangis gimana?
π¨ Ya sampean bilang aza dulu, nanti kalau dia tetep ga mau, Ayah yang jemput, soalnya kalau Ayah yang bilang langsung ke Mamah Idho, pasti nanti Mamah Idho yang ga enak, pasti kaku, mendingan sampean aza yang bilang.
π© Hmmh..Ayah aza yang bilang...kan kalau Ayah yang bilang, pasti langsung mau
π¨ Sampean aza, biar bisa bicara dari hati ke hati, kan sesama wanita
π© Iya deh, ntar ku coba besok
π© Iya deh, ntar ku coba besok
Esok hari pun tiba
π© Mamah Idho, nanti minta tolong ya, anterin Zahra pulang kalau magrib (refleks ngomongin waktu magrib, padahal hasil obrolan dengan Ayah sebelum Zahra ngantuk, wkwkwk, tapi biar jelas waktuya aza c). Soalnya, Zahra kan bentar lagi usianya 5 tahun. Anaknya temenku usia 5 tahun udah bisa baca, jadi dalam waktu 1 tahun ini mau diprogramkan lagi read aloud.
π΅ Oh, iya bu, sebelum atau sesudah magrib?
π© Hmmh..sebelum magrib aza deh Mamah Idho
π΅ Kalau Kakak Zahranya ga mau gimana? Dia kan kalau udah nangis gitu, susah ngedieminnya.
π© Nanti Ayahnya yang akan jemput, alias yang akan beraksi
π΅ Baik bu.
Selain menginformasikan pada Mamah Idho, Ibu dan Ayah pun memberikan sounding pada Kakak Zahra bahwa sebelum magrib dia harus pulang
π© Kak, nanti kalau magrib, Kakak pulang ya
π§ Iya
Pada saat sounding lancar jaya, tttaappii...pada saat waktunya pulang,,, bbeeuuh......nangis nya.....Masya Allah,, kenceng banget, dan meronta-ronta ga mau.
π§ Kakak mau ikut Mamah Idho
π© Ini kan udah magrib Kak, waktunya Kakak pulang, Insya Allah besok main lagi ya
π§ Kakak mau ikut Mamah Idho (sambil nangis kenceng dan mempertahankan keinginannya)
π© Ibu pun mengambil alih Kakak dari gendongan Mamah Idho. Iya sayang, besok Kakak main lagi sama Mamah Idho (sambil memberikan kode pada Mamah Idho untuk pergi)
π΅ Keluar dari rumah tanpa menoleh lagi ke Kakak Zahra
π§ Huuaa........menjerit histeris ingin ikut Mamah Idho
π© Memberikan ruang pada Kakak Zahra untuk mengeluarkan emosinya, setelah beberapa menit mulai menyapa lagi. Kakak Zahra pengen banget ikut ke Mamah Idho ya?
π§ Iya
π© Kakak Zahra pasti kesel banget ya sama Ibu dan Ayah karena ga ngizinin untuk ikut lagi ke Mamah Idho?
π§ Mengangguk sambil mengusap air matanya yang keluar
π© Ibu minta maaf ya sayang (sambil mencium pipi Kakak Zahra). Kakak hebat kan nurut sama Ayah dan Ibu. Kakak Zahra boleh kok main ke Mamah Idho lagi, tapi besok ya sayang, ini kan udah magrib, wakunya Kakak Zahra di rumah
π§ iya. Tuh Kakak udah ga nangis lagi
π© Masya Allah, Kakak hebat ya, makasih udah nurut sama Ayah dan Ibu ya.
Sesungguhnya ketika Kakak Zahra bilang "Tuh Kakak udah ga nangis lagi" ibu pun merasa takjub sendiri, saat Ibu berusaha memahami emosi Kakak zahra, tangisnya segera berhenti dengan sendirinya.
Proses sulit membudayakan magrib ada di rumah itu ternyata hanya berlangsung 2 hari saja. Alhamdulillah hari ke-3, Kakak Zahra sudah sadar dengan sendirinya jika waktunya magrib harus ada di rumah sediri. Masya Allah Tabarakllahu, semoga ini atas kemudahan yang Allah berikan. Terima kasih Allah atas segala nikmat yang telah kau berikan hingga saat ini.
Info Tambahan
Awal mula Kakak Zahra pulang malam itu, saat Ibu pulang dari jemput rejeki dan Dede Fayy minta nen. Jadi, supaya proses menyusui lancar dan Kakak Zahra tetap mendapatkan perhatian, akhirnya dia diajak ikut ke rumah mamah Idho dan dikembalikan ke rumah saat Dede Fayy sudah tidur. Ayah kemana? Ayah belum pulang karena dulu masih suka Dinas Luar sehingga walaupun ada Ayah di rumah, Kakak Zahra tetap ingin ikut ke rumah mamah idho lagi karena sudah menjadi kebiasaan.
Awal mula Kakak Zahra pulang malam itu, saat Ibu pulang dari jemput rejeki dan Dede Fayy minta nen. Jadi, supaya proses menyusui lancar dan Kakak Zahra tetap mendapatkan perhatian, akhirnya dia diajak ikut ke rumah mamah Idho dan dikembalikan ke rumah saat Dede Fayy sudah tidur. Ayah kemana? Ayah belum pulang karena dulu masih suka Dinas Luar sehingga walaupun ada Ayah di rumah, Kakak Zahra tetap ingin ikut ke rumah mamah idho lagi karena sudah menjadi kebiasaan.
#JurnalAFM1
#3y6m
#3y6m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar