Dila
Ada sebuah kampung yang penuh
dengan suasana kesejukan, ketentraman, dan kehangatan warganya. Kampung Sawah
namanya. Sesuai dengan namanya, kampung itu di kelilingi sawah-sawah di
sekitarnya. Padi tampak hijau, pepohonan tampak berjejer di setiap sudut rumah
maupun pinggir jalan, menambah daya tarik tersendiri. Suasana islami sangat
kental di kampung itu. Sebagian besar warganya tak pernah meninggalkan sholat jamaah
di masjid. Kegiatan-kegiatan keagamaan pun menjadi agenda setiap tahunnya.
Siang itu tanggal 3 Syawal,
tampak para pengurus masjid dan santri mendirikan tenda dan mengatur kursi di
halaman. Pengajian dalam rangka Halal bi Halal warga Kampung Sawah menjadi
agenda pada hari itu. Kegiatan ini memang rutin dilakukan setiap tahunnya. Seperti
biasa, tampak Kyai Hamid yang langsung mengomandoi persiapan pengajian.
Beliaulah Kyai di Kampung Sawah. Pemilik Pesantren Al-Muthmainnah. Seorang kyai
yang sangat disegani namun selalu dekat dengan jamaah, bahkan ceramah-ceramah beliau
selalu ditunggu. Kocak dan penuh kalimat hikmah, itulah gambarannya.
Malam telah tiba, banyak warga
berdatangan ke masjid untuk mengikuti pengajian. Sebagian besar sudah berada di
tempat karena mengikuti jamaah isya. Mereka begitu antusias untuk mengikuti pengajian
dalam rangka halal bi halal.
Sebelum pengajian, grup Al
Banjari Taman Santri menampilkan
sholawat yang diiringi dendangan alat musik al banjari. Nampak semua
mengikuti dengan riang dan tak sedikit para jamaah yang ikut bersholawat
mengikuti vokalisnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul
20.30, tibalah saatnya acara inti. Pembawa acara maju dan memulai acara pada
malam itu. Diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci
Al-Quran.
Surat Ali Imran
133-136 dibaca oleh qoriah usia 14 tahun yang juga sebagai vokalis Al Banjari
Taman Santri. Rangkaian ayat terucap dengan suara merdu, membuat hati para
jamaah bergetar. Beberapa jamaah pun ada yang meneteskan air mata, menikmati
lantunan ayat suci dari qoriah yang tampil. Rangkaian acara pun dilanjutkan
dengan sambutan-sambutan lalu acara inti, pengajian dari Kyai Hamid.
Selesai acara,
banyak yang membicarakan sesosok gadis rupawan, pembaca ayat suci Alquran.
Pelantun sholawat nabi yang mempunyai suara merdu. Dia adalah Dila, putri
satu-satunya Kyai Hamid. Sosok gadis yang menjadi kebanggaan warga Kampung
Sawah. Banyak orang yang terkagum-kagum dengannya. Selain punya suara yang
membuat hati menjadi tenang, di usia yang baru 14 tahun, dia sudah menjadi
hafidzah.
Dila tumbuh
seperti gadis biasanya. Dia punya banyak teman di kampungnya maupun pesantren abinya.
Tekad yang kuat dari abi dan uminya membuat Dila tumbuh dan berkembang menjadi
seorang hafidzah di usia muda. Tawadu’nya kepada abi dan umi benar-benar
menjadi teladan bagi para santri di Pesantren Al-Muthmainnah.
Dila, gadis
kecil nan rupawan bersuara merdu dengan kemuliaannya sebagai hafidzah
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar