Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Rabu, 19 Juli 2017

Cinta dan Persahabatan (part 3)

Ina

"Ina coba mainkan biola mu", suruh Pak Fadhil. Biola pun digesek, tampak Pak Fadhil memperhatikan dengan serius lantunan biola dari salah satu murid terbaiknya, Ina. Lagu Butterfly milik Melly Goeslow ia mainkan dengan biola, ditambah aransemen yang khusus dibuat olehnya. Nada-nada yang ia mainkan begitu indah, hingga Pak Fadhil menikmati sambil mengayunkan kepalanya. Bahkan biola yang dimainkan Ina sudah berakhirpun Pak Fadhil tak berhenti menikmatinya.

"It's perfect Ina, you are the best" puji Pak Fadhil. "Thank You Sir, kira-kira apa yang kurang dari Ina?" tanyanya pada Pak Fadhil. "Bapak kira sudah bagus, aransemen yang kamu buat benar-benar alami, dan itu merupakan ciri khasmu, jangan lupa, kamu tak boleh berhenti belajar, harus terus mengembangkannya" kata pak Fadhil memberikan saran untuk Ina. "Siap pak, saya akan mencoba membuat aransemen lagi dengan lagu lain" sambung Ina.

Sabtu siang itu, banyak sekali pelajaran yang didapat Ina dari Pak Fadhil, guru biola di Sekolah musik "Nada Cinta". Ina adalah murid terbaik di sekolah itu, tak hanya hebat memainkan biola, tetapi juga bisa mengaransemen sendiri tanpa bantuan gurunya.

Biola adalah Ina dan Ina adalah biola, itulah gambaran Pak Fadhil untuk Ina dengan biola kesayangannya. Biola yang berwarna biru muda dan penuh sticker doraemon. Ketenangannya dalam bermain biola menjadikan setiap orang yang mendengar menikmatinya.

"Sir, aku bercita-cita, suatu saat aku ingin mengadakan konser biola" ucap Ina secara tiba-tiba ke Pak Fadhil. "That's a good dream, kamu pasti bisa Ina, bahkan tak hanya di Jakarta, namun bisa melanglang buana, sampai Amerika, Eropa, dan seluruh dunia, kembangkan bakatmu, you are the best" kata Pak Fadhil menyemangati Ina, Tampak Ina benar-benar senang dan semakin yakin akan cita-citanya.

Ina, sang gadis metropolitan pemain biola. Paras yang cantik ditambah kelihaian bermain biola, menjadikan ia begitu dikenal, baik di sekolahnya maupun sekolah musik Nada Cinta. Seperti kata pak Fadhil, Ina adalah biola dan biola adalah Ina. Begitulah kira-kira gambaran seorang gadis cantik pemain biola, Ina.

Bersambung...

Kamis, 06 Juli 2017

Cinta dan Persahabatan (Part 2)


Dila

Ada sebuah kampung yang penuh dengan suasana kesejukan, ketentraman, dan kehangatan warganya. Kampung Sawah namanya. Sesuai dengan namanya, kampung itu di kelilingi sawah-sawah di sekitarnya. Padi tampak hijau, pepohonan tampak berjejer di setiap sudut rumah maupun pinggir jalan, menambah daya tarik tersendiri. Suasana islami sangat kental di kampung itu. Sebagian besar warganya tak pernah meninggalkan sholat jamaah di masjid. Kegiatan-kegiatan keagamaan pun menjadi agenda setiap tahunnya.

Siang itu tanggal 3 Syawal, tampak para pengurus masjid dan santri mendirikan tenda dan mengatur kursi di halaman. Pengajian dalam rangka Halal bi Halal warga Kampung Sawah menjadi agenda pada hari itu. Kegiatan ini memang rutin dilakukan setiap tahunnya. Seperti biasa, tampak Kyai Hamid yang langsung mengomandoi persiapan pengajian. Beliaulah Kyai di Kampung Sawah. Pemilik Pesantren Al-Muthmainnah. Seorang kyai yang sangat disegani namun selalu dekat dengan jamaah, bahkan ceramah-ceramah beliau selalu ditunggu. Kocak dan penuh kalimat hikmah, itulah gambarannya.

Malam telah tiba, banyak warga berdatangan ke masjid untuk mengikuti pengajian. Sebagian besar sudah berada di tempat karena mengikuti jamaah isya. Mereka begitu antusias untuk mengikuti pengajian dalam rangka halal bi halal.

Sebelum pengajian, grup Al Banjari Taman Santri menampilkan  sholawat yang diiringi dendangan alat musik al banjari. Nampak semua mengikuti dengan riang dan tak sedikit para jamaah yang ikut bersholawat mengikuti vokalisnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30, tibalah saatnya acara inti. Pembawa acara maju dan memulai acara pada malam itu. Diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran.

Surat Ali Imran 133-136 dibaca oleh qoriah usia 14 tahun yang juga sebagai vokalis Al Banjari Taman Santri. Rangkaian ayat terucap dengan suara merdu, membuat hati para jamaah bergetar. Beberapa jamaah pun ada yang meneteskan air mata, menikmati lantunan ayat suci dari qoriah yang tampil. Rangkaian acara pun dilanjutkan dengan sambutan-sambutan lalu acara inti, pengajian dari Kyai Hamid.

Selesai acara, banyak yang membicarakan sesosok gadis rupawan, pembaca ayat suci Alquran. Pelantun sholawat nabi yang mempunyai suara merdu. Dia adalah Dila, putri satu-satunya Kyai Hamid. Sosok gadis yang menjadi kebanggaan warga Kampung Sawah. Banyak orang yang terkagum-kagum dengannya. Selain punya suara yang membuat hati menjadi tenang, di usia yang baru 14 tahun, dia sudah menjadi hafidzah.

Dila tumbuh seperti gadis biasanya. Dia punya banyak teman di kampungnya maupun pesantren abinya. Tekad yang kuat dari abi dan uminya membuat Dila tumbuh dan berkembang menjadi seorang hafidzah di usia muda. Tawadu’nya kepada abi dan umi benar-benar menjadi teladan bagi para santri di Pesantren Al-Muthmainnah.

Dila, gadis kecil nan rupawan bersuara merdu dengan kemuliaannya sebagai hafidzah


Bersambung…

Senin, 03 Juli 2017

Cinta dan Persahabatan (Part 1)


Zahra

Seorang gadis cantik yang suka mengutak atik rumus, suka membaca dan selalu mengerjakan soal-soal kesenangannya, Fisika. Iya, dialah Zahra Sang Juara Olimpiade Fisika. Anak yang cerdas, hebat, dan disukai guru serta teman-temannya. Rumus-rumus dasar tentang gerak hingga mekanika kuantum pun dilahapnya. Semua sudah di luar kepala. Untuk ukuran anak kelas 2 SMP sebenarnya dia sudah benar-benar mahir, bahkan bisa dibilang pelajaran fisika tingkat SMA pun sudah dikuasainya.

Setiap olimpiade fisika baik tingkat kabupaten hingga nasional ia yang menjadi perwakilannya. Terbaru, ia menjadi juara olimpade tingkat SMP di salah satu universitas di Surabaya. Mengalahkan perwakilan sekolah-sekolah ternama yang menjadi langganan juara.

Di balik kecerdasannya, ia juga seorang yang sangat peduli sesama. Tak jarang teman-temannya berguru padanya. Ia pun dengan mudah menjelaskan segala macam materi tentang fisika. Bahkan teman-temannya banyak yang suka dijelaskan olehnya daripada dijelaskan guru.

“Einstein Muda”, itulah julukan yang ia dapat dari teman-temannya. Bagi mereka, Zahra adalah wujud Bapak Fisika Modern itu pada diri seorang siswa perempuan. Yang lebih mengagumkan, ia tak hanya pandai dalam berteori, namun juga dalam praktiknya di kehidupan. Pernah suatu ketika dalam pelajaran olahraga. Ia duduk bersama teman-temannya. Ia coba bertanya kepada mereka “Kenapa saat di bawah di air terjun, kepala kita sakit terkena airnya?”. Teman-temannya pun bingung, lalu ia coba jelaskan “Masih ingat materi pelajaran Energi kinetik dan potensial?” katanya. Anggukan dari teman-temannya pun menggambarkan bahwa mereka ingat akan materi pelajaran itu. Lalu ia lanjutkan “Energi Mekanik selalu konstan, EM = konstan, sehingga Ek + Ep = konstan. Ep = mgh sedangkan Ek = 1/2mv2, h = ketinggian, dan v = kecepatan, saat di atas, air berjalan pelan tetapi ketinggiannya maksimum, lalu jatuh, dan saat di bawah, air tersebut dalam ketinggian minimum, tetapi kecepatan maksimum. Oleh karena itu sakit deh saat kepala kita terkena air”.

Zahra adalah gambaran seseorang yang lengkap dalam kehidupan dan menjadi idaman para orang tua, ia cantik, cerdas dan juga peduli lingkungan sekitar. Tak pernah merasa sombong akan kecerdasannya, dan selalu membantu teman yang membutuhkan. Sang juara olimpiade menjelma menjadi sosok yang selalu menjadi kebanggaan orang tua, teman, guru, dan orang di sekitarnya.



Bersambung...

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...