Ina
"Ina coba mainkan biola mu", suruh Pak Fadhil. Biola pun digesek, tampak Pak Fadhil memperhatikan dengan serius lantunan biola dari salah satu murid terbaiknya, Ina. Lagu Butterfly milik Melly Goeslow ia mainkan dengan biola, ditambah aransemen yang khusus dibuat olehnya. Nada-nada yang ia mainkan begitu indah, hingga Pak Fadhil menikmati sambil mengayunkan kepalanya. Bahkan biola yang dimainkan Ina sudah berakhirpun Pak Fadhil tak berhenti menikmatinya.
"It's perfect Ina, you are the best" puji Pak Fadhil. "Thank You Sir, kira-kira apa yang kurang dari Ina?" tanyanya pada Pak Fadhil. "Bapak kira sudah bagus, aransemen yang kamu buat benar-benar alami, dan itu merupakan ciri khasmu, jangan lupa, kamu tak boleh berhenti belajar, harus terus mengembangkannya" kata pak Fadhil memberikan saran untuk Ina. "Siap pak, saya akan mencoba membuat aransemen lagi dengan lagu lain" sambung Ina.
Sabtu siang itu, banyak sekali pelajaran yang didapat Ina dari Pak Fadhil, guru biola di Sekolah musik "Nada Cinta". Ina adalah murid terbaik di sekolah itu, tak hanya hebat memainkan biola, tetapi juga bisa mengaransemen sendiri tanpa bantuan gurunya.
Biola adalah Ina dan Ina adalah biola, itulah gambaran Pak Fadhil untuk Ina dengan biola kesayangannya. Biola yang berwarna biru muda dan penuh sticker doraemon. Ketenangannya dalam bermain biola menjadikan setiap orang yang mendengar menikmatinya.
"Sir, aku bercita-cita, suatu saat aku ingin mengadakan konser biola" ucap Ina secara tiba-tiba ke Pak Fadhil. "That's a good dream, kamu pasti bisa Ina, bahkan tak hanya di Jakarta, namun bisa melanglang buana, sampai Amerika, Eropa, dan seluruh dunia, kembangkan bakatmu, you are the best" kata Pak Fadhil menyemangati Ina, Tampak Ina benar-benar senang dan semakin yakin akan cita-citanya.
Ina, sang gadis metropolitan pemain biola. Paras yang cantik ditambah kelihaian bermain biola, menjadikan ia begitu dikenal, baik di sekolahnya maupun sekolah musik Nada Cinta. Seperti kata pak Fadhil, Ina adalah biola dan biola adalah Ina. Begitulah kira-kira gambaran seorang gadis cantik pemain biola, Ina.
Bersambung...
Rabu, 19 Juli 2017
Kamis, 06 Juli 2017
Cinta dan Persahabatan (Part 2)
Dila
Ada sebuah kampung yang penuh
dengan suasana kesejukan, ketentraman, dan kehangatan warganya. Kampung Sawah
namanya. Sesuai dengan namanya, kampung itu di kelilingi sawah-sawah di
sekitarnya. Padi tampak hijau, pepohonan tampak berjejer di setiap sudut rumah
maupun pinggir jalan, menambah daya tarik tersendiri. Suasana islami sangat
kental di kampung itu. Sebagian besar warganya tak pernah meninggalkan sholat jamaah
di masjid. Kegiatan-kegiatan keagamaan pun menjadi agenda setiap tahunnya.
Siang itu tanggal 3 Syawal,
tampak para pengurus masjid dan santri mendirikan tenda dan mengatur kursi di
halaman. Pengajian dalam rangka Halal bi Halal warga Kampung Sawah menjadi
agenda pada hari itu. Kegiatan ini memang rutin dilakukan setiap tahunnya. Seperti
biasa, tampak Kyai Hamid yang langsung mengomandoi persiapan pengajian.
Beliaulah Kyai di Kampung Sawah. Pemilik Pesantren Al-Muthmainnah. Seorang kyai
yang sangat disegani namun selalu dekat dengan jamaah, bahkan ceramah-ceramah beliau
selalu ditunggu. Kocak dan penuh kalimat hikmah, itulah gambarannya.
Malam telah tiba, banyak warga
berdatangan ke masjid untuk mengikuti pengajian. Sebagian besar sudah berada di
tempat karena mengikuti jamaah isya. Mereka begitu antusias untuk mengikuti pengajian
dalam rangka halal bi halal.
Sebelum pengajian, grup Al
Banjari Taman Santri menampilkan
sholawat yang diiringi dendangan alat musik al banjari. Nampak semua
mengikuti dengan riang dan tak sedikit para jamaah yang ikut bersholawat
mengikuti vokalisnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul
20.30, tibalah saatnya acara inti. Pembawa acara maju dan memulai acara pada
malam itu. Diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci
Al-Quran.
Surat Ali Imran
133-136 dibaca oleh qoriah usia 14 tahun yang juga sebagai vokalis Al Banjari
Taman Santri. Rangkaian ayat terucap dengan suara merdu, membuat hati para
jamaah bergetar. Beberapa jamaah pun ada yang meneteskan air mata, menikmati
lantunan ayat suci dari qoriah yang tampil. Rangkaian acara pun dilanjutkan
dengan sambutan-sambutan lalu acara inti, pengajian dari Kyai Hamid.
Selesai acara,
banyak yang membicarakan sesosok gadis rupawan, pembaca ayat suci Alquran.
Pelantun sholawat nabi yang mempunyai suara merdu. Dia adalah Dila, putri
satu-satunya Kyai Hamid. Sosok gadis yang menjadi kebanggaan warga Kampung
Sawah. Banyak orang yang terkagum-kagum dengannya. Selain punya suara yang
membuat hati menjadi tenang, di usia yang baru 14 tahun, dia sudah menjadi
hafidzah.
Dila tumbuh
seperti gadis biasanya. Dia punya banyak teman di kampungnya maupun pesantren abinya.
Tekad yang kuat dari abi dan uminya membuat Dila tumbuh dan berkembang menjadi
seorang hafidzah di usia muda. Tawadu’nya kepada abi dan umi benar-benar
menjadi teladan bagi para santri di Pesantren Al-Muthmainnah.
Dila, gadis
kecil nan rupawan bersuara merdu dengan kemuliaannya sebagai hafidzah
Bersambung…
Senin, 03 Juli 2017
Cinta dan Persahabatan (Part 1)
Zahra
Seorang gadis cantik yang
suka mengutak atik rumus, suka membaca dan selalu mengerjakan soal-soal
kesenangannya, Fisika. Iya, dialah Zahra Sang Juara Olimpiade Fisika. Anak yang
cerdas, hebat, dan disukai guru serta teman-temannya. Rumus-rumus dasar tentang
gerak hingga mekanika kuantum pun dilahapnya. Semua sudah di luar kepala. Untuk
ukuran anak kelas 2 SMP sebenarnya dia sudah benar-benar mahir, bahkan bisa
dibilang pelajaran fisika tingkat SMA pun sudah dikuasainya.
Setiap olimpiade fisika baik
tingkat kabupaten hingga nasional ia yang menjadi perwakilannya. Terbaru, ia
menjadi juara olimpade tingkat SMP di salah satu universitas di Surabaya. Mengalahkan
perwakilan sekolah-sekolah ternama yang menjadi langganan juara.
Di balik kecerdasannya, ia juga
seorang yang sangat peduli sesama. Tak jarang teman-temannya berguru padanya. Ia
pun dengan mudah menjelaskan segala macam materi tentang fisika. Bahkan teman-temannya
banyak yang suka dijelaskan olehnya daripada dijelaskan guru.
“Einstein Muda”, itulah julukan
yang ia dapat dari teman-temannya. Bagi mereka, Zahra adalah wujud Bapak
Fisika Modern itu pada diri seorang siswa perempuan. Yang lebih mengagumkan, ia
tak hanya pandai dalam berteori, namun juga dalam praktiknya di kehidupan.
Pernah suatu ketika dalam pelajaran olahraga. Ia duduk bersama teman-temannya. Ia
coba bertanya kepada mereka “Kenapa saat di bawah di air terjun, kepala kita sakit
terkena airnya?”. Teman-temannya pun bingung, lalu ia coba jelaskan “Masih
ingat materi pelajaran Energi kinetik dan potensial?” katanya. Anggukan dari
teman-temannya pun menggambarkan bahwa mereka ingat akan materi pelajaran itu. Lalu ia lanjutkan “Energi
Mekanik selalu konstan, EM = konstan, sehingga Ek + Ep = konstan. Ep = mgh
sedangkan Ek = 1/2mv2, h = ketinggian, dan v = kecepatan, saat di
atas, air berjalan pelan tetapi ketinggiannya maksimum, lalu jatuh, dan saat di
bawah, air tersebut dalam ketinggian minimum, tetapi kecepatan maksimum. Oleh karena
itu sakit deh saat kepala kita terkena air”.
Zahra adalah gambaran seseorang
yang lengkap dalam kehidupan dan menjadi idaman para orang tua, ia cantik, cerdas
dan juga peduli lingkungan sekitar. Tak pernah merasa sombong akan
kecerdasannya, dan selalu membantu teman yang membutuhkan. Sang juara olimpiade
menjelma menjadi sosok yang selalu menjadi kebanggaan orang tua, teman, guru, dan
orang di sekitarnya.
Bersambung...
Langganan:
Postingan (Atom)
Topi AFM 2
Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...

-
Alhamdulillah wa syukurillah, memasuki tantangan game level 5, telah bertambah satu keluarga lidicinta, kami memanggilnya dede fayy. Kali...
-
Dua minggu melakukan Work From House (WFH) rasanya bahagia sekali karena waktu bersama keluarga jadi lebih banyak,,,tapi sedih juga kare...
-
Memasuki hari ke-5,,, yeay.......Alhamdulillah ,,, Zahra masih diberikan kesehatan oleh Allah. Kebetulan hari ini tugas belajar ibu sedang ...