Sempat kesel karena gagal terus belajar bagaimana merekap data otomatis sehingga muncul badmood untuk menulis jurnal. Setelah dipending beberapa kali, akhirnya diri ini dituntut untuk segera bisa. Kenapa? Soalnya yang jaga gawang buat ngerumusuin data ada potensi buat masuk tim pusat, hihihi...jadi mumpung masih ada waktu untuk direpotin, akhirnya memaksakan diri untuk bisa. Ddddaaannnn ternyata, saya berhasil......yyyeeayyy....senang sekali rasanya...bukan hanya senang, tetapi juga bad mood beralih ke good mood...
Nah, pekan kedua ini bercerita tentang penilaian keahlian sendiri dan bagaimana rasanya bertemu dengan pasangan melalui obrolan video.
Poin Pertama Tentang Penilaian Keahlian Sendiri
Jujur saja, saya belum pernah melakukan ini sebelumnya. Saya memiliki kemampuan tentang isyarat SIBI maupun BISINDO tttaappiii.........SSEEDDIIKKIITT... belum ahli-ahli banget. Kalau tentang mendongeng saya masih sebatas teori, dan praktek terbatas di hadapan anak-anak sendiri saja. Belum pernah mencoba mendongeng langsung di hadapan anak-anak tunarungu, Alhamdulillah, saya punya beberapa karya yang bisa dibilang mendingan karena didukung editing video yang bagus oleh suami, wkwkwk...
Bagi yang penasaran, bisa di intip di link berikut ya
Bagi yang penasaran, bisa di intip di link berikut ya
https://bit.ly/Ujian_Bisindo_Level2 (Bisindo)
https://bit.ly/Kika_Si_Serba_Sempurna (SIBI)
https://bit.ly/Cover_SIBI_Ayahku (SIBI)
https://bit.ly/Perkenalan_Diri (Bisindo)
https://bit.ly/Percakapan_Bisindo (BISINDO)
eh..eh..eh...kalau dikumpulin, ternyata lumayan juga ya...jadi semangat untuk menambah karya neh., colek colek dulu Pak Suami ah,,, biar dibantu editing videonya lagi,,,hihihi, eh jangan hanya colek ding,,, ups...
👱 kalo boleh tau kenapa ingin bisa dongeng berbahasa isyarat? Apakah ini berhubungan dengan background pendidikan teteh juga?
👩Alasan saya ingin bisa dongeng isyarat yaitu karena prihatin dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak bisa memiliki akses untuk memahami dongeng tersebut. Kebanyakan saat ini pendongeng yang ada adalah pendongeng untuk anak-anak pada umumnya. Padahal kan kita tahu ya teh, bahwa manfaat dongeng itu luar biasa... Awalnya saya senang dengan "read aloud" untuk anak-anak, kalau dulu sebelum punya anak, boro-boro ada kecenderungan untuk melakukan ini. Tapi semenjak ada anak, saya jadi suka dengan read aloud, Sesekali menggunakan nada dan ekspresi lalu selanjutnya berkembang menjadi dongeng, tapi masih dongeng dengan teks, hihihi Sesungguhnya sebelum adanya tahap kepompong atau bahkan sebelum adanya program bunda cekatan ini, saya dan suami memiliki keinginan membuat proyek yang bermanfaat sesuai passion. Suami yang jago dibidang editing video dan saya yang memiliki sedikit kemampuan dalam hal berisyarat ingin berkolaborasi membuat vlog terkait pendidikan dan mampu dipahami oleh anak-anak berkebutuhan khusus terutama disabilitas rungu. Suami yang cuap cuap, dan saya yang menerjemahkannya kedalam bahasa isyarat. Namun itu sebatas angan-angan tanpa aksi nyata dan menguap begitu saja sejak kehadiran anak pertama dilanjut anak kedua. Sibuk dengan rutinitas dan aktivitas harian, dan proyek ini seperti terlupakan. Ilmu yang jarang dipraktekkan dan kemampuan berisyarat pun sedikit demi sedikit hilang entah kemana. Astagfirullah...
👱 Harapannya setelah kita melakukan mentoring ini kira-kira apa teh?
👩 Harapan saya setelah melakukan mentoring ini, saya bisa mengalami perubahan dalam mendongeng. Teh Witri sudah kebayangkan ya bagaimana ekspresi saya saat melihat video saya, pasti tahu hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki
👱 Menurut teh lia nih, selain ekspresi apalagi yang mesti diperbaiki saat mendongeng?
👩 Selain ekspresi, saya perlu teknik bercerita, surata, dan gestur, banyak beud ya..
👱 Pernahkah langsung mendongeng di depan anak-anak atau publik?
👩Aku baru sebatas di hadapan anak-anak sendiri aza teh...kalau ke publik secara langsung belum berani,,, oia, palingan ke publik dalam artian share video doang si,
👱 Adakah tantangan terbesar yang dihadapi ketika mendongeng?
👩Menguasai audiens teh....,soalnya anak-anak sering banget ninggalin saya yang lagi bercerita, hhahha
Poin Kedua Tentang Rasanya Bertemu Dengan Pasangan Melalui Obrolan Video
Aiiihh......meni deg deg ser...meskipun sama-sama perempuan, tapi Allah menghadirkan perasaan itu kepada saya. Alhamdulillah kami berhasil menguatkan silaturahim kami dengan video call melalui WA meskipun hanya sekitar 10 menit. Udah keriweuhan sama anak-anakl cyyiin.....baik anak saya maupun anaknya Teh Witri. Eh...ternyata ada persamaan antara saya dan mentor, yaitu sama-sama memiliki dua anak, hihi.
Tidak banyak yang kami obrolkan, hanya sebatas obrolan ringan saja serta memperkenalkan anak-anak.
#jurnalke2
#tahapkupukupu#buncek1
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar