Alhamdulillah wa syukurillah.... bisa menyelesaikan tantangan game level 2 dengan kondisi sehat walafiat
Walaupun game ini dinyatakan berakhir, tapi pada dasarnya melatih kemandirian anak itu terus belanjut hingga waktu yang tak ditentukan. Ketika telah beres dengan 1 kemandirian, maka akan ada kemandirian lain yang siap untuk dilatihkan.
Selama 17 hari ini, ternyata latihan kemandirian Zahra tidak sesuai dengan apa yang saya rencanakan. Dalam perencanaan, saya akan melatihkan 4 kemandirian, yaitu makan, minum, memakai/melepaskan sepatu, dan menggosok gigi di pagi hari. Alhamdulillah, dari 4 rencana yang ada, hanya 2 yang terealisasi (makan dan minum) dan selebihnya disesuaikan dengan kondisi dan situasi anak. Rencananya, ketika kami berada di Nganjuk, saya akan melatihkan melepas/memakai sepatu dan menggosok gigi, namun apa daya, sepatu yang dibawa ke Nganjuk ternyata sulit untuk dilatihkan dan sikat gigi pun tertinggal di Depok. Saat mencari di Nganjuk ternyata tidak tersedia untuk anak usia 15 bulan. Akhirnya saya merubah latihan kemandirian untuk Zahra.
Evaluasi latihan kemandirian Zahra:
- Minum--> bisa memegang gelas plastik/gelas kaca dengan kedua tangan dan air mengalir dari gelas ke mulutnya. Untuk gelas kaca, masih saya bantu dalam memegangnya karena khawatir di lempar dan pecahan kaca terinjak oleh Zahra. Untuk gelas plastik, saya sudah tidak bantu lagi. Baik gelas plastik/kaca, setelah berhasil minum, Zahra pasti akan memainkan sisa air dengan cara mengobok-ngoboknya atau seolah-olah akan melemparkan gelas tersebut sehingga air akan tumpah ke baju dan lantai. Ketika belajar minum sendiri, sudah dipastikan Zahra akan ganti baju dan ibu siap mengelap lantai.
- Makan--> bisa makan dengan duduk di lantai. Untuk buah-buahan seperti jeruk, buah naga, pepaya yang telah dipotong-potong dan di simpan dalam piring/mangkuk, Zahra bisa mengambil sendiri buah tersebut dan memasukkan ke dalam mulutnya atau memasukkan ke mulut ayah/ibu. Untuk makanan berat seperti nasi plus sayur yang menggunakan sendok, Zahra sudah bisa memegang sendok dengan tangan kanan dan menyuapi ayah/ibu, namun untuk memasukkan ke dalam mulutnya masih perlu arahan. Ayah/ibu memegang tangan kanan Zahra dan mengarahkan agar makanan tersebut masuk ke dalam mulutnya. Sudah dipastikan ketika latihan makan, lantai dan baju Zahra akan menjadi kotor dan ibu siap dengan konsekuensi itu.
- Menyapu/membersihkan--> Zahra memiliki inisiatif untuk menyapu/mengelap bagian rumah yang kotor (bekas makanannya). Ketika ada makanan yang jatuh ke lantai, dia akan mengambil tisu dan mengelapnya. Namun jangan ditanya apakah hasilnya kinclong atau tidak, wkwkwk. Namanya juga masih belajar. hihihi
- Mencuci tangan--> Ketika disodorkan gayung/wadah yang berisi air, Zahra akan memasukkan salah satu tangannya ke dalam wadah tersebut. Untuk tangan yang lain, masih perlu di arahkan untuk di cuci.
- Membuka dan menutup botol--> Zahra bisa melepas dan memasangkan tutup botol. Ketika berhasil melepaskan dan menutup, dia akan bertepuk tangan, namun ketika dia berhasil menutup dan kesulitan untuk melepaskan, dia akan merajuk meminta pertolongan.
Alhamdulillah, dari latihan kemandirian anak ini, ada beberapa hikmah yang dapat saya ambil, yaitu:
- Konsistensi dan komitmen sangat diperlukan untuk keberhasilan latihan.
- Latihan kesabaran, karena perlu kerja tambahan untuk membersihakn rumah lagi, lagi, dan lagi
- Menjadi orangtua jangan sampai terlalu khawatir takut kotor, karena berani kotor itu baik (bukan promosi loh)
- Tidak berfokus pada hasil, namun proses.
- Merubah mindset yang awalnya "duh kasian sama anak" dan serba melayani, sekarang sedikit tega untuk membiarkanmu melakukan hal tersebut sendiri dan berkeyakinan bahwa "kamu pasti bisa" karena ibu dan ayah tidak akan selamanya ada disampingmu. Dimulai dari hal-hal kecil seperti membiarkanmu bangun sendiri ketika terjatuh.
- Adanya game level 2 ini, ternyata melatih kemandirian Ibu untuk menulis juga. Pada game level 1, Ibu belum PD dengan tulisan sendiri dan selalu minta koreksi Ayah sebelum upload di blog. Namun, saat game level 2, Ibu tidak pernah menyetorkan tulisan pada Ayah untuk dikoreksi, namun langsung upload di blog. hihihi, akhirnya Ibu mulai PD dengan tulisan sendiri. Walaupun demikian, bukan berarti Ibu menutup diri dari kritik/saran Ayah ya....Ibu sangat terbuka jika Ayah atau mungkin para pembaca tulisan ini memberikan kritik/saran yang membangun
#aliranrasa
#melatihkemandiriananak
#gamelevel2
#kuliahbunsay
#institutibuprofesional
Reward
Tak ada henti-hentinya berucap syukur kepada Allah,,,telah menakdirkan kebaikan untuk keluarga lidicinta. Alhamdulillah, game level 2 kelas Bunda Sayang Batch 4 Institut Ibu Profesional saya mendapatkan 2 badge, yaitu badge dasar dan badge OP. Semoga semakin semangat untuk terus melakukan yang terbaik.
#reward
#melatihkemandirian
#kuliahbunsay
#bundasayangbatch4
#institutibuprofesional
Reward
Tak ada henti-hentinya berucap syukur kepada Allah,,,telah menakdirkan kebaikan untuk keluarga lidicinta. Alhamdulillah, game level 2 kelas Bunda Sayang Batch 4 Institut Ibu Profesional saya mendapatkan 2 badge, yaitu badge dasar dan badge OP. Semoga semakin semangat untuk terus melakukan yang terbaik.
![]() |
Badge Dasar Game Level 2 berhasil menyelesaikan tantangan selama 10 hari (baik di rapel atau tidak) |
![]() |
Badge Outstanding Performance (OP) Game Level 2 berhasil menyelesaikan tantangan selama 15-17 hari (tepat waktu, setiap hari, tanpa rapel, tanpa loncat) |
![]() |
Aliran Rasa Terkreatif Game Level 2 |
#reward
#melatihkemandirian
#kuliahbunsay
#bundasayangbatch4
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar