Keindahan cinta bukan karena seberapa besar dan banyak kau berikan sesuatu padanya melainkan seberapa kuat kalian bertahan dalam suka maupun duka

Kamis, 19 Mei 2016

Surat Pertamamu

Hey Kamu… Iya Kamu…..

semakin aku tahu,,, semakin banyak yang belum aku ketahui

Ternyata selama ini kamu selalu mencari alasan untuk selalu bertemu dengan ku…
Bermula dari pertanyaan mu, “sampean mau dianterin susu lagi ga?”
“aku memang suka susu”, jawabku yang sepertinya tidak nyambung dengan pertanyaan yag kau berikan.
“iya,,,maksudnya sampean mau aku anterin susu lagi ga?” ulang pertanyaan mu..
Dengan senyum cengengesan, aku bilang “ iya, tapi kalau itu ga merepotkanmu”
Lalu kau hentikan kembali  mesin motor dan membuka masker yang telah kau pasang, entah untuk keberapa kalinya engkau melakukan itu, mungkin engkau masih berat untuk berpisah dengan ku, maklum sudah 5 hari tidak bertemu. Engkau yang bertugas ke Papua Barat dan aku yang bertugas ke Bogor, hingga baru kali ini bisa bertemu kembali,,,hehehe
“oia, sampean tahu ga, alasan ku tempo dulu mengantarkan susu ?” tanyamu
“ohh, iya, aku fikir itu karena rumah mas dekat dengan yang jualan susu, ya jadi sebatas itu doang”
“iya, sampean mikirnya cuma dapat susu setelah itu ga mikir lagi kan ya?”
“hehehe, iya mas, aku mikirnya gitu, aku kan masih polos….” Gayaku menjawab sambil cengengesan
“hadeuh……sampean emang ga peka”
“hahahaha” ngakak ala gayaku
“Tahu ga, kalau sebenarnya, aku itu selalu mencari alasan untuk selalu bisa bertemu dengan sampean, mulai dari mengantarkan susu sampe buah dan makanan lainnya sebelum aku berangkat prajab. Sebenarnya apel itu tinggal 1, namun berhubung sampean mau, akhirnya aku beli lagi untuk menutupi kekurangnnya”
Seketika aku teringat kejadian di akhir tahun 2015.
Ya…….saat itu kau mengantarkan cukup banyak bekal makanan untuk ku, ada buah, coklat, dan makanan lainnya. Aku begitu polos. Hanya berfikir aku mendapatkan makanan dari orang yang akan berangkat prajab. Tidak berfikir hal lain. Mungkin dulu kamu berfikir keras bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan ku sebelum berangkat 2 minggu ke Sawangan untuk  melaksanakan salah satu syarat menjadi 100% PNS.
Hmmmmm….. dasar bodohnya aku. Aku tak berfikir sampai sejauh itu. Kamu memang selalu bilang, “sampean emang ga peka” aku kira itu hanya becandaan mu saja, ternyata kamu serius tapi membalutnya dalam becanda. Te…o…pe… kamu mas.
=======================================================================
Aslinya aku bingung, ketika mas secara tidak langsung memintaku untuk membuat sebuah tulisan. Kalimat pertama yang aku katakan adalah “ga bisa, aku kan ga jago nulis” namun dengan santainya mas memberikan motivasi untuk mencoba menulis, tidak ada yang tidak bisa sebelum mencoba.  Tiga nama murid mas pun disebutkan, mereka awalnya tidak pandai menulis, namun setelah dicoba, akhirnya mereka bisa masuk ke lingkar pena, tembus PKM, dan ada yangbergerak dibidang KTI.
Ini adalah karya pertamaku dalam menulis lagi setelah sekian tahun tak kulakukan. Masih teringat dengan jelas, terakhir aku mengarang cerita yaitu saat SD. Aku yakin, tulisan ini ga sebagus tulisanmu. Aku ga tau, alur ceritaku maju, mundur, atau mungkin malah maju mundur ga jelas….
Hadeuh,,,, aku sebenarnya bingung. Mau berkata apa lagi. Sudah hamper 120  menit aku menatap leptop ku, namun ide ku belum berkembang juga.
Mungkin untuk saat ini, aku membutuhkan banyak sekali waktu  untuk menulis. Namun aku yakin, suatu saat nanti, aku pasti bisa, ASAL aku punya niat yang kuat, hehehe.
=======================================================================
~pertemuan yang kuharapkan kini jadi kenyataan~
menjadi soundtrack yang teringang dikepalaku saat kali pertama aku melihatmu di depan kosan. Kamu yang mengenakan jaket merah putih dan celana hitam kebangganmu..
Papa Biant,,,
Terima kasih, sudah meluangkan waktunya untuk bertemu dan bercengkrama dengan ku. Aku tahu, pasti Papa Biant cape, setelah melakukan perjalanan jauh dari Papua Barat.
Saat perjalan di motor, aku memperhatikan Papa Biant yang menguap.
Saat makan di warteg “cinta” aku pun memperhatikan Papa Biant menguap…
Itu menandakan bahwa Papa Biant mengantuk dan butuh istirahat…

Sekali lagi, terima kasih ya Papa Biant…..

Entah kenapa aku senang memanggilmu dengan sebutan itu,,,

15 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topi AFM 2

Upluk coklat adalah upluk yang pertama kali kami beli saat car free day hari Minggu di Telaga Golf. Saat itu usia Dede Fayy masih 4 bulan. ...